Kebut Bidang STEM, Prabowo: Indonesia Rawan Serangan Siber
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengakui Indonesia rawan dengan gangguan teknologi, termasuk serangan siber.
Hal ini diungkapkan Presiden Prabowo saat memberikan arahan dalam acara penyerahan secara digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan buku alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).
"Dengan penggunaan teknologi elektronik dan sebagainya, kita juga rawan terhadap gangguan melalui teknologi. Serangan-serangan cyber berjalan," kata Prabowo, Selasa.
Oleh karenanya ia akan mengebut fokus pendidikan ke bidang kedokteran, serta sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) sembari membina bidang lain.
Menurut Prabowo, fokus pembelajaran di bidang STEM akan menghasilkan anak-anak yang menguasai teknologi, menguasai siber, dah menguasai kecerdasan buatan (artificial intelligence)
"Karena itu, saudara-saudara, kita akan fokus kepada pendidikan yang kita sebut STEM, Science, Technology, Engineering, Mathematics. Ini akan kita kebut, walaupun bidang-bidang lain pun kita akan bina juga," ucap dia.
Lebih lanjut Kepala Negara mengungkapkan, fokus ini diambil untuk melanjutkan kerja-kerja pembangunan sumber daya manusia (SDM) terampil di pemerintahan sebelumnya.
Ia menyadari, pembangunan bangsa tidak hanya bisa dilakukan selama 5-10 tahun saja, melainkan 20 tahun lebih.
"Pembangunan bangsa itu, puluhan tahun. Jadi, kita di sini sekarang, kita bisa mencapai ini sekarang, kita akan lebih hebat tinggal landas, karena jasa semua pemimpin sebelum kita. Karena itu, kita optimis walaupun kita waspada," sebut dia.