Kedatangan Rohingya di Aceh, Pj Gubernur Soroti Human Trafficking
BANDA ACEH, KOMPAS.com - Imigran Rohingya kembali mendarat di Aceh. Kali ini, mereka turun di kawasan Desa Asan, Kecamatan Madat, Aceh Timur.
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menduga kedatangan ke Aceh berkaitan dengan indikasi aktivitas human trafficking seperti yang terjadi di Kecamatan Labuhan Haji, Aceh Selatan, yang dibongkar kepolisian.
"Tentu dari aspek kemanusiaan kita prihatin dengan peristiwa ini. Tapi satu sisi yang lain, ini aktivitas human trafficking sudah keterlaluan," katanya saat ditemui awak media di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis (31/10/2024).
Safrizal meminta penegak hukum menyelidiki kembali dan menegakkan hukum secara tegas terkait kedatangan Rohingya di Aceh Timur tersebut.
"Dari aspek kemanusiaan kita berempati dan menolong. Tetapi sembari berempati dan menolong, hukum harus ditegakkan," ucapnya.
Menyangkut lokasi tempat penampungan warga Rohingya, sambung Safrizal, saat ini tim sudah ada di lapangan. Namun, dia belum memperoleh informasi resmi.
"Saya dengar juga kocar-kacir karena sebagian melarikan diri dalam semak-semak. Pihak keamanan sedang bekerja, jika sudah berkumpul, kita antar ke tempat penampungan orang asing tanpa dokumen, dan itu ada di Sumatera Utara," tuturnya.
Diketahui, sebanyak 96 imigran Rohingya tiba di Desa Asan, Kecamatan Madat, Aceh Timur, Kamis (31/10/2024) sekitar pukul 04.00 WIB.
Dari jumlah tersebut, 37 laki-laki, 52 perempuan, dan tujuh anak-anak.