Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Prabowo Perlu Genjot Infrastruktur Distribusi Energi

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Prabowo Perlu Genjot Infrastruktur Distribusi Energi

Bisnis.com, JAKARTA - Angkutan logistik energi dinilai menjadi salah satu faktor penting dalam mengejar pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah disarankan untuk meningkatkan investasi di sektor tersebut.

Pengamat ekonomi energi Yayan Satyakti mengatakan logistik energi, khususnya melalui jalur laut, memiliki peran besar sebagai amunisi utama bagi pertumbuhan ekonomi, contohnya PT Pertamina International Shipping. 

“Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada keandalan pengangkutan energi untuk menjaga ketersediaan BBM dan LPG di seluruh wilayah,” kata Yayan dalam keterangan resmi, Rabu (4/12/2024). 

Yayan menjelaskan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto menuntut dukungan dari berbagai sektor strategis, salah satunya adalah sektor energi. 

Keandalan pengangkutan energi menjadi kunci penting untuk memastikan stabilitas pasokan energi yang dibutuhkan dalam mendorong roda perekonomian.  

Stabilitas pasokan energi sangat berpengaruh terhadap sektor-sektor vital, seperti industri manufaktur, transportasi, UMKM, dan ekonomi rumah tangga. Dengan pasokan energi yang terjamin, sektor-sektor tersebut dapat mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, sehingga target 8% pada 2026 dapat tercapai.  

Yayan juga mengatakan PIS memainkan peran krusial dalam memastikan distribusi energi berjalan lancar. Keandalan ini menjadi pilar penting untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional. 

“Logistik energi yang efisien akan menjadi tulang punggung perekonomian. Dari data ekonomi, untuk mencapai pertumbuhan 8%, kita membutuhkan investasi besar, termasuk dalam peningkatan kapasitas pembangkit energi dan infrastruktur distribusi,” jelasnya. 

Sebagai bagian dari Pertamina, PIS bertanggung jawab atas distribusi BBM dan LPG ke berbagai wilayah di Indonesia. 

Peran ini semakin penting mengingat kebutuhan energi diproyeksikan meningkat hingga dua kali lipat pada 2030. Untuk itu, Yayan menekankan perlunya peningkatan kapabilitas logistik energi yang sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi.

Sumber