Kekosongan Vaksin Jadi Penyebab PMK Sapi Kembali Merebak di Aceh
BANDA ACEH, KOMPAS.com - Dinas Peternakan (Disnak) Aceh mengungkapkan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi kembali muncul di Aceh.
Hal ini disebabkan kekosongan vaksinasi dan masih adanya anak-anak sapi yang belum sempat divaksin.
"Pada saat kami gencar-gencarnya melakukan vaksinasi tahun lalu, ada yang anak-anaknya (sapi) masih kecil-kecil, jadi itu kan belum sempat divaksin," kata Zalsufran saat ditemui Kompas.com, Selasa (7/1/2025).
"Kekosongan vaksinasi ini secara nasional juga, dan sekarang juga terjadi beberapa keterbatasan vaksin. Ini yang menyebabkan muncul lagi PMK itu," tuturnya.
Dampak akibat PMK yang kembali merebak, sebut Zalsufran, sebanyak sekitar 2.500 ekor sapi terpapar virus tersebut.
Dari jumlah itu, paling banyak ditemukan di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Langsa, dan Lhokseumawe.
Namun, Zalsufran meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan takut secara berlebihan.
Sebab, sejumlah kasus yang ditemukan itu sudah dalam tahap pengendalian.
"Ini bukan seperti penyakit lainnya yang sangat berbahaya bagi kita. Jadi, tidak menular ke manusia," ujarnya.
Zalsufran menjelaskan, berdasarkan perintah Gubernur Aceh, pihaknya telah mengirimkan obat-obatan ke lima kabupaten/kota tersebut.
Bahkan, mulai Rabu (8/1/2025), Disnak Aceh akan melakukan vaksinasi di Kota Banda Aceh dan selanjutnya ke wilayah Pantai Timur dan Utara Aceh.
Sementara itu, wilayah Barat Selatan dan Tengah diminta untuk melakukan penyemprotan disinfektan atau pembersihan ke semua kandang hewan ternak milik warga.
"Kami tetap waspada melakukan pencegahan dengan memberikan obat-obatan seperti antibiotik dan vitamin, bahkan obat tradisional (herbal) berdasarkan pengalaman dari peternak itu sendiri. Mereka memanfaatkan temu lawak dan kunyit demi penyembuhan hewan," katanya.
Saat ini, sebut Zalsufran, Disnak Aceh juga mendapatkan bantuan ekoenzim dari Medan yang nantinya akan diangkut ke wilayah Pantai Timur dan Utara Aceh.
"Daerah lain saya berharap juga harus waspada dan segera melakukan pencegahan-pencegahan dengan cepat. Vaksinasi itu untuk pencegahan, bukan untuk pengobatan. Ini yang harus dipahami, jadi kalau yang sedang sakit tidak boleh kita vaksin," katanya.