Keluarga Bantah Kabar Nikah Siri dan Kehamilan Korban Mutilasi di Muara Baru
TANGERANG, KOMPAS.com – Keluarga korban mutilasi di Jakarta Utara, SH (40), membantah kabar bahwa korban pernah menikah siri dengan tersangka Fauzan Fahmi (43).
Sutiyati, ibu kandung SH, menegaskan bahwa anaknya tidak memiliki hubungan asmara dengan tersangka, apalagi sampai menikah.
"Berita soal pekerjaan yang enggak benar dan nikah siri itu enggak benar sama sekali," kata Sutiyati di kediamannya, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Senin (4/11/2024).
Menurut Sutiyati, tidak ada anggota keluarga yang pernah diminta menjadi saksi dalam prosesi pernikahan tersebut.
"Siapa saksinya itu? Kalau nikah siri harus ada saksinya," ujarnya.
Sutiyati juga membantah kabar yang menyebutkan SH meninggal dalam kondisi hamil tujuh bulan. Ia menjelaskan bahwa meski SH berperawakan tinggi besar, korban dipastikan tidak sedang hamil.
"Anak saya juga tidak hamil. Diberitakan katanya anak saya meninggal dalam keadaan hamil tujuh bulan. Itu tidak benar," tegas Sutiyati.
"Dia sudah steril setelah melahirkan anak keempat 13 tahun lalu."
Zulfikri (32), anggota keluarga lainnya, mengungkapkan kekecewaan atas berita yang dinilai memojokkan SH.
"Kami tidak pernah ketemu dengan wartawannya, tidak ada wawancaranya tapi tiba-tiba muncul beritanya dan salah. Beritanya sudah sangat click bait," ujarnya.
Ayah korban, Niman (65), dikatakan mengalami syok dan sempat tidak nafsu makan sejak mendengar kabar kematian anaknya.
"Dia sempat dibawa ke klinik dan mengalami demam," kata Zulfikri.
Diketahui, SH meninggalkan empat anak, dengan usia tertua 20 tahun dan termuda 13 tahun. "Anak korban ada empat, umur 20 tahun, 18 tahun, 16 tahun, dan 13 tahun. Yang paling besar sudah lulus kuliah," jelas Sutiyati.
Korban terakhir terlihat oleh keluarganya pada Minggu (27/10/2024) siang, saat berpamitan untuk bekerja.
Jasad SH kemudian ditemukan terbungkus dalam karung dan kasur di dermaga kapal sebuah SPBU di Muara Baru, Jakarta Utara, pada Selasa (29/10/2024) pukul 10.29 WIB.
Denni Zaelani (34), petugas SPBU, mengatakan mayat pertama kali ditemukan oleh seorang buruh kapal yang curiga melihat buntalan mencurigakan di air.
"Mau bongkaran ikan, mau ngopi, terus ngadem di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya," ujar Denni.
Denni kemudian membawa buntalan itu ke daratan dan menghubungi polisi.
"Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh," kata Denni, yang menambahkan bahwa mayat dibungkus lima lapis bahan termasuk kardus, karung, dan kasur.