Kembangkan Pola Entrepreneurship, Pemkot Malang Gandeng Swasta Bangun Sekolah dan Modernisasi TPS
KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Wali Kota (Walkot) Malang Iwan Kurniawan mengaku getol mengembangkan pola entrepreneurship dalam membangun Kota Malang.
Untuk itu, Iwan mengajak swasta dan pelaku usaha berkolaborasi menyelesaikan permasalahan pembangunan di Kota Malang.
Dia menegaskan, keterbatasan anggaran tidak mengurungkan niatnya menyelesaikan program prioritas selama menjabat sejak Agustus 2024.
Beberapa masalah yang disasar adalah rehabilitasi gedung sekolah rusak dan modernisasi tempat pembuangan sampah (TPS) di Kota Malang.
Salah satu program inisiasi Iwan adalah program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk membantu proses rehabilitasi gedung sekolah dan TPS.
Di Malang, tercatat ada 51 gedung sekolah yang perlu dilakukan perbaikan dengan kategori rusak ringan, sedang dan berat.
Gagasan Iwan diterima baik para pelaku usaha di Kota Malang. Hasilnya, Rabu (13/11/2024), gedung sekolah SD Negeri Ketawanggede dengan kategori rusak berat resmi direhabilitasi.
Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama, 6 TPS juga direhabilitasi. Iwan turut mengunjungi tiga TPS, waktu di wilayah Purwantoro, Wilis, dan Tunjungsekar.
Dalam kunjungan itu, selain meninjau kondisi gedung dan TPS, Iwan juga menerima bantuan CSR dari pelaku usaha secara simbolis.
Bantuan itu kemudian diteruskan kepada Forum CSR Kota Malang untuk ditindaklanjuti sesuai standar operasionalnya.
Adapun para pelaku usaha itu, di antaranya Perumahan Citra Garden yang merehabilitasi gedung SDN Ketawanggede dengan nilai Rp 612.207.001.
Ada pula PT Wira Bhakti Semesta untuk rehabilitasi TPS Kartini dan Wilis senilai Rp 545.175.000, PT Daur Ulang Bumi untuk rehabilitasi TPS Kedungkandang senilai Rp 282.495.000, dan CV Bumi Putra Perkasa untuk rehabilitasi TPS Merjosari senilai Rp 302.013.000.
Berikutnya, CV Ade Karya Utama untuk rehabilitasi TPS Purwantoro senilai Rp 372.500.000 dan PT Arta Asia Putra yang akan merehabilitasi TPS di Tunjungsekar dengan nilai Rp 463.118.000.
Peninjauan Iwan dimulai dari Balaikota Malang didampingi Pj Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Malang, Wakil Ketua TP PKK, jajaran asisten, kepala perangkat daerah terkait, dan Ketua Forum CSR.
Rombongan itu meninjau empat lokasi, mulai SD Negeri Ketawanggede, TPS di jl. Wilis, TPS jl Sulfat Purwantoro, dan berakhir di TPS Tombro Tunjungsekar.
Iwan mengatakan, keterlibatan pihak swasta sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Kota Malang.
"Terima kasih kepada para pelaku usaha yang sudah berperan aktif mendukung pembangunan di Kota Malang,” ujarnya dalam siaran pers.
Dia juga mengapresiasi seluruh jajaran mulai asisten dan kepala perangkat daerah terkait yang sudah mengkomunikasikan hal tersebut dengan baik kepada para pelaku usaha sehingga bisa diterima dan diimplementasikan.
"Rehab sekolah rusak dan modernisasi TPS merupakan salah satu dari sebelas program prioritas saya yang sangat membutuhkan peran aktif dari para pelaku usaha,” katanya.
Iwan pun bersyukur kolaborasi itu dapat dilaksanakan dan bisa membantu tugas dari Pemerintah (Pemkot) Kota Malang.
Ke depan, kata dia, pola kolaborasi dalam melaksanakan pembangunan dan menuntaskan permasalahan di Kota Malang dapat terus terjalin dengan baik.
Iwan berharap, kontribusi yang sama dapat dilakukan agar program CSR menyelesaikan permasalahan sesuai kebutuhan.
“Kontribusi TSP ini sangat membantu. Dengan dikoordinasi seperti ini maka bisa bermanfaat dan menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat," jelasnya.
Iwan menambahkan, intervensi selanjutnya dalam rehabilitasi 51 gedung SD dan SMP serta 57 TPS di Kota Malang sudah dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025.
"Kami juga informasikan, tidak hanya pembangunan itu dari CSR, alhamdulillah di dalam identifikasi kita 51 sekolah yang rusak dan perlu diintervensi kami sudah menganggarkan di APBD 2025 sebesar 15 miliar untuk melanjutkan perbaikan sekolah-sekolah rusak dimaksud," katanya.
Dalam hal pengolahan sampah, Iwan berharap kepala dinas dan seluruh jajaran perangkat daerah berkolaborasi, terutama saat dia masih menjabat.
Iwan mengatakan, gagasan kolaborasi dengan swasta tidak lepas dari instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kepada para kepala daerah untuk berani berinovasi dan mengembangkan entrepreneurship dalam melakukan pembangunan di daerah.
"Apa yang menjadi instruksi Pak Mendagri, saya analisis, cermati, dan tentu menjadi referensi saya untuk berinovasi,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, instruksi itu bertujuan agar pembangunan bisa terlaksana optimal dengan keterlibatan berbagai pihak.
“Nanti mana kala saya sudah geser, saya masih punya program di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait dengan pengolahan sampah, salah satunya untuk Kota Malang,” ujarnya.
Dia menegaskan, dia berupaya menuntaskan pengolahan sampah di Kota Malang meskipun sekarang sudah semakin bagus.
“Namun, ada hal-hal yang kecil-kecil, misalnya proses pengolahan sirkular ekonomiknya yang masih bisa ditingkatkan," katanya.
Adapun Tito sebelumnya menyatakan, di era birokrasi modern seperti sekarang, kepala daerah harus berjiwa entrepreneur.
Menurutnya, keterbatasan anggaran untuk melaksanakan pembangunan dapat disiasati dengan pemikiran dan terobosan yang inovatif.
“Itu penting agar kita tidak sepenuhnya bergantung kemampuan anggaran selama itu dalam tujuan untuk mensejahterakan masyarakat," jelasnya.
Pernyataan itu disampaikan Tito saat menjadi pembicara pada gelaran Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII di Kota Balikpapan beberapa waktu lalu.