Kemendikdasmen Bakal Kolaborasi Tekan Kasus Kekerasan pada Guru

Kemendikdasmen Bakal Kolaborasi Tekan Kasus Kekerasan pada Guru

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan pihaknya akan menggandeng berbagai pihak buat menekan angka kekerasan terhadap guru.

Dia mengambil contoh seperti yang dialami Supriyani, seorang guru dari Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Menurut Mu’ti, kasus kekerasan pada guru menjadi masalah nasional yang membutuhkan solusi sistemik dan terintegrasi.

"Kasus seperti Supriyani itu bukan hanya beliau saja. Kasus seperti itu kan juga terjadi di tempat lain. Karena itu kami ingin menyelesaikannya dari hulu," kata Mu’ti di Jakarta Pusat, pada Rabu (30/20/2024), seperti dikutip dari Antara.

"Kalau diselesaikan secara kasuistik terus, itu kan mesti akan terus menerus terjadi. Dan ini memang menjadi tantangan kita bersama-sama," sambung Mu’ti.

Mu’ti menambahkan, upaya untuk menekan kekerasan terhadap guru tidak hanya mengandalkan pendekatan formal, tetapi juga merangkul organisasi berbasis komunitas.

Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang telah menginisiasi program Gerakan Keluarga Maslahat PBNU.

Program ini memiliki segmen khusus untuk pendidikan dan penguatan karakter di lingkungan komunitas, yang diharapkan dapat menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pendidikan guru dan siswa.

"Tadi juga Gus Yahya menyampaikan bahwa penguatan pendidikan karakter dan penanganan masalah serupa juga bisa dilakukan dengan pendidikan berbasis komunitas. Jadi kalau di sekolah diajari baik-baik, ya, di masyarakatnya harus mendukung juga," ujar Mu’ti.

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menjelaskan Gerakan Keluarga Maslahat telah menyediakan platform bagi komunitas untuk aktif terlibat dalam pengembangan pendidikan, mulai dari pemberian pendampingan hingga pelatihan keterampilan.

"Pendekatan komunitas ini memungkinkan keterlibatan yang lebih luas dalam menciptakan pendidikan anak yang produktif serta mencegah terjadinya kekerasan," kata Gus Yahya.

Sumber