Kemenlu Terus Coba Hubungi WNI di Vanuatu Usai Terjadi Gempa M 7,3

Kemenlu Terus Coba Hubungi WNI di Vanuatu Usai Terjadi Gempa M 7,3

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan masih terus mencoba menghubungi warga negara Indonesia (WNI), diaspora maupun kolega yang berada di Negara Kepulauan Vanuatu usai gempa bumi berkekuatan 7,3 magnitudo mengguncang pada Selasa, 17 Desember 2024, pagi.

Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Hartyo Harkomoyo melalui keterangan tertulisnya mengatakan bahwa upaya menghubungi WNI tersebut dilakukan melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia.

“KBRI juga terus mencoba menghubungi pejabat dan contact point di Vanuatu. Namun, kontak-kontak tersebut belum dapat dihubungi,” kata Hartyo dikutip dari Antaranews, Selasa.

Untuk diketahui, ada 48 WNI berada di Vanuatu yang terdiri dari 47 orang anak buah kapal (ABK) dan satu orang WNI yang menikah dengan WNA.

Lebih lanjut, Hartyo mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari otoritas Vanuatu yang berada di Sydney, jaringan telekomunikasi di ibu kota Vanuatu, Port Vila, lumpuh hingga saat ini.

Dikutip dari AP, Selasa (17/12/2024), guncangan dari gempa bumi tersebut sangat terasa di ibu kota Vanuatu, Port Vila.

Kemudian, gempa dilaporkan terjadi pada kedalaman 57 kilometer (35 mil) dan berpusat 30 kilometer (18 mil) barat Port Vila, siang waktu setempat.

Vanuatu adalah salah satu negara Kepulauan Pasifik yang jaraknya cukup dekat dengan Indonesia. Negara kepulauan itu sendiri terletak di tenggara Indonesia dengan jarak antar kedua negara sekitar 3.000 kilometer.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa bumi berkekuatan 7,3 magnitudo dan menimbulkan tsunami di Vanuatu, tidak berdampak ke wilayah Indonesia.

Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa berkekuatan menengah itu berpusat di laut dengan kedalaman 50 kilometer dan berjarak 47 kilometer dari arah barat daya ibu kota Vanuatu di Port Vila di Pasifik.

Gempa yang terjadi sekitar pukul 08.47 WIB itu dipicu oleh aktivitas subduksi atau penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Pasifik.

Laju penunjaman aktivitas subduksi di Vanuatu itu berada pada angka 92 milimeter per tahun, hingga menimbulkan gempa dengan kombinasi mendatar.

"Berdasarkan pemantauan jenis gempa ini tergolong sebagai gempa dangkal yang dilaporkan menimbulkan tsunami. Namun tidak mempengaruhi wilayah Indonesia," kata Daryono, dikutip dari Antaranews.

Menurut dia, Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) yang berpusat di Hawaii memberikan informasi bahwa gempa tersebut menimbulkan tsunami lokal dengan ketinggian 0,25 meter di Tide Gauge Port-Vila pada pukul 09.07 WIB.

Kemudian, tercatat ketinggian 0,19 meter di Tide Gauge Lennakel pada pukul 09.23 WIB, dan ketinggian 0,13 meter di Tide Gauge Luganville pada pukul 09.27 WIB.

 

Sumber