Kemesraan Anies dan Ahok di Balai Kota Jakarta Disorot, Ada Indikasi Kerja Sama Politik?
JAKARTA, KOMPAS.com — Momen kedekatan antara mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam perayaan tahun baru di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024) sore, menjadi sorotan publik.
Momen kebersamaan Ahok dan Anies semakin terlihat saat keduanya berfoto bersama Pramono, Rano, Djarot serta Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, ada indikasi dari kedekatan itu bahwa keduanya mungkin akan bekerja sama di masa mendatang.
"Kalau mau jujur, saya melihat ada kecenderungan bahwa keduanya akan bekerja sama di kemudian hari," ujar Adi kepada Kompas.com, Rabu (1/1/2025).
Menurut Adi, kedekatan Anies dan Ahok dalam acara tersebut bisa menjadi penanda kerjasama politik, baik dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 ataupun kerjasama politik yang lebih luas antara Anies dan PDIP.
Adi menyebutkan, Pilkada Jakarta 2024 berpotensi menjadi momen rekonsiliasi politik antara Anies dengan PDIP.
"Ini bisa jadi momen rekonsiliasi politik antara Anies dengan PDIP karena kedekatan mereka ini semakin menguatkan kemungkinan kerjasama politik di masa mendatang," tambahnya.
Lebih lanjut, Adi melihat bahwa kerjasama antara Ahok, Anies, dan PDIP tidak hanya terbatas pada konteks Jakarta, tetapi bisa meluas ke pemilu 2029.
"Ini semacam indikasi kerja sama politik yang mungkin terjadi, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang," ujar Adi.
Menurut Adi, saat ini Anies, Ahok, dan PDIP tampaknya memiliki nasib politik yang serupa, yaitu berada di luar kekuasaan dan sama-sama kalah dalam pemilu.
"Ini bisa menjadi dasar untuk menjalin kerjasama politik, baik untuk Jakarta maupun untuk masa depan pemilu," kata Adi.
"Bukan tidak mungkin, Anies, PDIP, dan Ahok bisa bekerja sama, baik untuk konteks Jakarta maupun dalam konteks politik jangka panjang," ucap Adi lagi.
Di sisi lain, Adi juga menilai kemesraan Anies dan Ahok bisa dijadikan sebagai simbol penting untuk memaknai politik secara sehat.
"Kemesraan Ahok dan Anies ini menjadi penanda bahwa kita harus memaknai politik itu biasa-biasa saja. Politik itu jangan bawa baper, politik itu bukan perang agama, bukan perang ayat, bukan perang suku, dan bukan perang etnis," ujar Adi.
Menurut Adi, momen keakraban ini menunjukkan bahwa rivalitas keras antara Anies dan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, yang kala itu dianggap brutal, kini hanya menjadi kenangan.
Ia menilai, keduanya seolah telah melupakan perseteruan politik yang sempat membelah masyarakat secara ekstrem.
"Ketika Anies dan Ahok menunjukkan kemesraannya dalam satu momen, itu kan mengindikasikan seolah-olah persaingan mereka di Pilkada 2017 yang sangat brutal itu nyaris tidak pernah terjadi," lanjut Adi.
Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi salah satu kontestasi politik paling panas dalam sejarah Indonesia. Isu agama, etnis, dan politik identitas mendominasi narasi publik saat itu.
Menurut Adi, saat itu pendukung Anies menuding Ahok sebagai penista agama. Sementara pendukung Ahok menuding Anies menggunakan isu agama untuk meraih kemenangan.
Namun, Adi melihat, kedekatan Anies dan Ahok saat ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat dan politisi untuk tidak membawa emosi berlebihan dalam berpolitik.
"Inilah yang selalu saya sebutkan, peristiwa mesranya Ahok dan Anies ini mengindikasikan bahwa di kita itu berpolitik jangan masuk hati dan jangan baper," tegas Adi.
Momen mesra Anies dan Ahok yang duduk bersebelahan, berbincang santai, hingga bercanda bersama di Balai Kota menyita perhatian publik.
Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah mantan gubernur Jakarta, termasuk Djarot Saiful Hidayat, Fauzi Bowo, Sutiyoso, serta Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi.
Adapun momen kebersamaan Ahok dan Anies semakin terlihat saat keduanya berfoto bersama Pramono dan Rano, serta Teguh Setyabudi.
Bukan hanya berfoto bersama, Ahok dan Anies juga duduk bersebelahan saat acara bertajuk "Bentang Harapan JakASA" akan dimulai.
Usai acara, keduanya kompak melayani awak media yang ingin doorstop. Dalam sesi wawancara itu, awak media bertanya isi percakapan Ahok dan Anies di sela-sela acara. Namun, keduanya hanya saling melempar pertanyaan.
Tawa keduanya pun pecah seolah menghangatkan suasana di Balai Kota saat itu tempat yang menjadi saksi di mana keduanya pernah bersaing ketat di Pilkada DKI Jakarta 2017.