Kemlu: Belum Ada Informasi WNI Terdampak Banjir di Malaysia
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan KBRI Kuala Lumpur terus memantau perkembangan banjir besar yang melanda Malaysia. Kemlu menyebut belum ada informasi WNI yang terdampak.
"KBRI Kuala Lumpur memantau dengan seksama perkembangan bencana alam banjir yang terjadi di wilayah Kelantan, Malaysia," kata Direktur Jenderal Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Judha Nugraha, kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).
"Hingga saat ini, belum terdapat informasi adanya WNI yang terdampak bencana alam tersebut," sambungnya.
Judha mengatakan KBRI Kuala Lumpur berkomunikasi intens dengan otoritas setempat untuk mengetahui situasi terkini. Dia menyebut komunikasi dengan WNI di Kelantan, yang menjadi lokasi banjir, juga terus dilakukan.
"KBRI Kuala Lumpur terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak setempat dan beberapa WNI yang berada di wilayah tersebut," kata Judha.
KBRI Kuala Lumpur telah mengimbau WNI untuk waspada dan melapor jika membutuhkan bantuan. WNI bisa menghubungi hotline KBRI Kuala Lumpur di nomor +60176688032.
"KBRI juga telah sampaikan imbauan agar para WNI terus waspada dan melaporkan situasi dan kondisi mereka jika membutuhkan bantuan," kata Judha.
Seperti diketahui, banjir besar melanda Thailand selatan dan Malaysia. Sebanyak 29 orang tewas akibat banjir di Thailand, sementara 6 orang meninggal di Malaysia.
Dilansir AFP, hujan lebat diperkirakan akan terjadi selama beberapa hari lagi di Thailand, dengan lebih dari 155 ribu rumah tangga terkena dampaknya, menurut departemen hubungan masyarakat pemerintah Thailand.
Tonton juga Video Waspada! BMKG Ungkap Kemungkinan Banjir Jakarta 2020 Terulang Lagi
[Gambas Video 20detik]
Lima provinsi di bagian selatan Thailand terkena dampaknya, yakni Pattani, Narathiwat, Songkhla, Nakhon Si Thammarat, dan Phatthalung. Banjir ini memaksa lebih dari 33 ribu orang meninggalkan rumah mereka, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand dalam sebuah pernyataan.
Jumlah korban tewas kini mencapai 29 orang, naik dari 25 orang yang dilaporkan pada Selasa (3/12). Juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengatakan tim kesehatan mental telah dikerahkan untuk memberikan dukungan dan perawatan bagi mereka yang terkena dampak.
Sementara itu, dilansir dari AP, dilaporkan ada 6 orang yang tewas akibat banjir di Malaysia. Banjir di Malaysia juga merendam sebagian besar sawah, menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi para petani.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan kepada Parlemen pada Selasa (3/12) bahwa diperlukan biaya sekitar 1 miliar ringgit (USD 224 juta) untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir. Dia mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan kompensasi bagi warga yang kehilangan aset.
Anwar mengatakan pemerintah bersiap menghadapi gelombang monsun lagi yang diperkirakan akan terjadi pada Minggu (8/12).
Tonton juga Video Waspada! BMKG Ungkap Kemungkinan Banjir Jakarta 2020 Terulang Lagi
[Gambas Video 20detik]