Kendal Siaga Bencana, 7 Desa Rawan Longsor dan 22 Desa Rawan Banjir

Kendal Siaga Bencana, 7 Desa Rawan Longsor dan 22 Desa Rawan Banjir

KENDAL, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa terdapat 7 desa yang berpotensi mengalami longsor dan 22 desa yang masuk dalam kategori rawan banjir.

Tujuh desa yang teridentifikasi rawan longsor meliputi Desa Genting Gunung, Desa Cening (Kecamatan Sukorejo), Desa Kediten, Desa Blumah, Desa Mojoagung (Kecamatan Plantungan), serta Desa Kalibareng dan Desa Sidokumpul (Kecamatan Patean).

Sementara itu, terdapat 22 desa dan kelurahan yang berisiko banjir.

22 desa dan kelurahan berisiko banjir itu terdiri dari Kelurahan Trompo, Sijeruk, Kebondalem, Langenharjo, Pegulon, Pekauman, Patukangan, Ngilir, Balok, Kalibuntu Wetan, dan Bandengan (semua di Kecamatan Kendal), serta Desa Protomulyo (Kecamatan Kaliwungu Selatan).

Kemudian Desa Kutoharjo, Sumberejo, Sarirejo (Kecamatan Kaliwungu), Desa Kebonadem, Desa Sidorejo (Kecamatan Brangsong), serta Desa Ngampel Kulon, Dempelrejo, Banyuurip, Putatgede (Kecamatan Ngampel), dan Desa Sidokumpul (Kecamatan Patean).

Sekretaris BPBD Kendal, Ahmad Huda Kurniawansah menyatakan bahwa hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terjadi pada bulan Desember hingga Februari 2025.

BPBD Kendal telah menyiapkan berbagai langkah kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana tersebut, termasuk pemetaan dan pemantauan daerah rawan bencana.

"Kami sudah melakukan pemetaan dan pemutakhiran data wilayah rawan bencana seperti daerah aliran sungai, lereng perbukitan, dan wilayah padat penduduk yang rentan terhadap banjir dan tanah longsor," kata Huda saat dihubungi melalui telepon, Senin (9/12/2024).

Lebih lanjut, Huda menjelaskan bahwa pihaknya melakukan koordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca secara berkala dan menindaklanjuti informasi terkait kondisi cuaca ekstrem.

BPBD juga meningkatkan sistem peringatan dini serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah evakuasi dalam situasi darurat.

"Kesiapan personel dan sumber daya untuk tanggap darurat, termasuk tenaga kesehatan, tim SAR, BPBD, dan relawan, juga telah dipersiapkan untuk bergerak cepat dalam situasi darurat," tambah Huda.

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, Polres Kendal menggelar apel gabungan di halaman Mapolres Kendal, Senin (9/12/2024).

Kapolres Kendal, AKBP Feria Kurniawan, menekankan pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan semua pihak dalam menghadapi potensi bencana.

“Kita semua harus siap siaga apabila terjadi bencana alam, terutama banjir dan rob yang sering terjadi di wilayah Kendal. Koordinasi antar instansi menjadi kunci utama dalam penanganan bencana,” ujar Kapolres.

AKBP Feria menegaskan bahwa meskipun belum ada bencana besar yang terjadi, koordinasi antar instansi telah mulai terbangun.

Ia memberikan contoh pentingnya koordinasi ketika hujan deras menyebabkan banjir di sekitar rumah dinasnya.

"Saya sendiri sudah merasakannya, rumah saya kebanjiran sementara wilayah lain tidak tergenang. Beruntung, ada bantuan dua pompa dari BPBD, yang membuktikan bahwa koordinasi kita berjalan dengan cepat," tambahnya.

Kapolres juga mengingatkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam penanganan bencana.

Menurutnya, penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendiri oleh instansi pemerintah, melainkan memerlukan peran aktif masyarakat.

"Kita harus berkolaborasi dengan masyarakat. Masyarakat harus tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi saat terjadi bencana," tegasnya.

Dalam apel tersebut, Kapolres juga mengingatkan pentingnya pemetaan tempat-tempat evakuasi dan fasilitas yang akan digunakan selama bencana.

"Tempat evakuasi dan logistik untuk pengungsi harus sudah dipersiapkan. Evakuasi harus terencana dengan baik, dan komunikasi antar pihak harus jelas agar saat kejadian, respons kita bisa cepat dan terkoordinasi," paparnya.

Kapolres Kendal menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi, khususnya sistem peringatan dini yang disediakan oleh BPBD dan BMKG.

Dengan adanya peringatan dini, pihak terkait dapat segera mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi dampak bencana.

“Peringatan dini harus menjadi patokan kita. Jangan sampai ketika bencana datang, kita baru mulai bergerak. Dengan adanya teknologi, kita bisa mendapatkan informasi yang cepat dan tepat. Ini harus dipahami dan disebarkan kepada masyarakat,” ujarnya.

Kapolres juga mengajak semua pihak untuk lebih intensif dalam berkomunikasi dan meningkatkan sinergi agar dapat saling bahu-membahu dalam menangani bencana.

"Keberhasilan penanganan bencana sangat bergantung pada kerja sama yang baik antara semua pihak. Mari kita tingkatkan komunikasi dan koordinasi agar bencana dapat kita hadapi bersama," tutupnya.

Sumber