Kepala BNPB: Selama 10 Tahun Terakhir, Jawa Barat Juara dalam Bencana
SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang sering mengalami bencana alam dalam 10 tahun terakhir.
Suharyanto menyampaikan ini dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (6/12/2024). Sebab, Sukabumi dan Cianjur baru-baru ini mengalami bencana hidrometeorologi.
Rapat turut dihadiri Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, serta perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
"Tapi ya memang 10 tahun terakhir BNPB mencatat Provinsi Jawa Barat ini kalau enggak nomor satu, nomor dua, rankingnya Pak Cucun. Menjadi provinsi yang juara dalam bencana," kata Suharyanto di Pendopo Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, Jawa Barat menjadi rawan bencana salah satunya lantaran memiliki banyak penduduk.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak waspada dan bersiaga.
"Kenapa demikian? Karena memang jumlah penduduk paling banyak seluruh privinsi Jawa Barat ini, kemudian kontur dan segala macamnya itu membuat itu. Ini juga yang harus kita selalu waspada dan siaga," ujar kepala BNPB.
Suharyanto menyampaikan, pihaknya juga sudah melakukan antisipasi bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir kepada jajaran di Provinsi Jawa Barat pada seminggu lalu.
"Dan semuanya juga sudah diberikan warning, anggaran, diberikan perlengkapan awal," ujarnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa di Cianjur Selatan baru terjadi bencana pergerakan tanah yang mengakibatkan banyak rumah dan jalan rusak hingga warga mengungsi.
Menurut Suharyanto, ada banyak rumah yang perlu direlokasi akibat bencana ini.
"Itu perjalanan dari Kota Cianjur ke titik bencana itu lima jam ya pak pimpinan DPR, di sana kurang lebih ada 50 rumah yang harus direlokasi," katanya.
Bukan hanya Cianjur, bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah juga baru terjadi di Sukabumi.
Dari data BNPB, bencana hidrometeorologi di Sukabumi melanda setidaknya 38 kecamatan. Bencana ini juga mengakibatkan lima orang meninggal dan tujuh orang hilang.
Selanjutnya, banyak rumah dan jalan yang mengalami kerusakan.
"Kalau tadi pak bupati menyampaikan ada 35 kecamatan, BNPB mencatat 38 kecamatan. Meninggalnya per hari ini 5 atau 6 (orang). Yang hilang masih 7 (orang)," ucapnya.
Bahkan, masih ada akses jalan di Kabupaten Sukabumi yang terputus.
"Apalagi tadi Pak Cucun dianter pak deputi satu tidak bisa tembus karena akses jalan dan lain-lain masih terputus," katanya.
Oleh karena itu, Suharyanto bersama stakeholder terkait menggelar rapat koordinasi ini guna menangani bencana alam yang terjadi, khususnya di Jawa Barat.
Salah satu tindakan yang akan dilakukan adalah modifikasi cuaca agar curah hujan di Sukabumi dan sekitarnya tidak ekstrim.
"Kita rakor ini sekaligus membagi tugas apa-apa yang harus dikerjakan agar kembali pulih," ucapnya.