Kepala Sekolah SDS Barunawati: Program Makan Bergizi Bantu Penuhi Gizi Siswa

Kepala Sekolah SDS Barunawati:  Program Makan Bergizi Bantu Penuhi Gizi Siswa

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi beroperasi di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/1/2025).

SPPG atau dapur MBG tersebut menyuplai makanan bergizi untuk 2.987 porsi di 11 sekolah di Jakarta Barat. Salah satu sekolah yang menerima program MBG dari SPPG Palmerah adalah Sekolah Dasar Swasta (SDS) dan Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Barunawati.

Kepala Sekolah Dasar (SD) Barunawati Untung Suripto mengungkapkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membantu meringankan beban orang tua. Pasalnya, mereka tidak perlu lagi menyiapkan bekal anak di sekolah.

Selain itu, program tersebut juga membantu memenuhi gizi anak yang belum tercukupi. Sebelum program makan bergizi gratis berjalan, pihak sekolah sudah meminta siswa untuk membawa makanan sehat ke sekolah.

Sayangnya, siswa di sekolah itu lebih menyukai makanan cepat saji, seperti sosis atau nuget. Sajian ini dinilai belum mampu mencukupi kebutuhan gizi para siswa.

“Makanan tersebut kurang bagus untuk menunjang pertumbuhan mereka,” kata Untung di SDS Barunawati, Senin.

Melalui Program MBG, kata Untung, siswa menjadi terbiasa dengan makanan bergizi. SPPG Palmerah sendiri telah menyalurkan 558 porsi makanan bergizi gratis di SDS dan SMPS Barunawati II .

Adapun menu yang disajikan pada program tersebut, yakni nasi, ayam teriyaki, tahu goreng, tumis kacang panjang, dan jeruk. Menurutnya, menu ini sudah memenuhi kebutuhan gizi siswanya.

“Semoga program ini dapat terus berlangsung untuk memenuhi gizi dan kesehatan anak,” katanya.

Untung menilai, program MBG sejauh ini berjalan lancar, termasuk pada tahap uji coba. Menurutnya, wajar jika terdapat satu atau dua anak yang tidak menyukai menu yang disajikan. Seiring berjalannya waktu, anak-anak akan terbiasa dengan makanan yang disajikan, terlebih menunya berganti setiap hari.

Selama Program MBG dilakukan, kata Untung, terdapat satu siswa yang mengalami alergi nasi. Untuk mengatasi hal ini, pihak sekolah menukar menu nasi anak ini dengan sumber karbohidrat lain, seperti kentang.

Untung tak menampik bahwa anak-anak di sekolahnya meminta susu untuk disertakan dalam Program MBG. Sementara itu, pemerintah belum menjadikan susu sebagai opsi menu yang tersedia setiap hari.

“Untuk menjelaskan hal tersebut kepada siswa, saya mengatakan bahwa susu hanya diberikan dua atau tiga kali setiap minggu. Saya akan mensosialisasikan hal ini kepada siswa di SDS Barunawati,” katanya.

Salah satu orangtua siswa SMPS Barunawati, Titin Farah, menanggapi positif Program MBG yang dilaksanakan di SMPS Barunawati II. Menurutnya, program ini membantu orang tua siswa untuk berhemat karena tidak perlu menyiapkan bekal untuk anak. Sebelum ada program ini, ia harus mengeluarkan kocek Rp 30.000 untuk membeli bekal anak setiap hari.

“Program MBG membantu orang tua untuk hemat. Anak-anak juga senang dengan program tersebut,” kata Titin.

Sementara itu, salah satu siswa SD Barunawati yang menerima makanan gratis, Paris (9), mengaku senang dengan program tersebut. Ia terlihat menghabiskan menu yang disajikan kecuali sayur tumis kacang. Paris mengaku, tidak menyukai sayur.

“Program ini membantu saya karena ibu jarang membawakan bekal. Semoga (nanti) bisa ditambah susu,” kata Paris.

Sumber