Kesan Nurul Merinding Bisa Ambil Peran Jadi Guru Muda PIJAR di Pelosok
CT Arsa Foundation tahun ini memberangkatkan 10 relawan guru muda untuk mengajar di pelosok negeri melalui program Pi Mengajar (Pijar). Salah satu relawan ada yang sampai masuk tahun ketiga mengikuti program CT Arsa ini.
Adalah Faris Al Hakim yang kini masuk tahun ketiganya terlibat dalam program mengajar di pelosok negeri. Dia mengikuti program ini sejak tahun 2022.
Selama dua tahun, dia berkesempatan mengajar di sekolah dasar kawasan Adonara dan Lembata, NTT. Dia mengatakan di beberapa siswa SD masih ada yang belum lancar membaca dan menulis.
"Jadi kalau di pedalaman Indonesia, khususnya bagian timur, itu masih banyak anak-anak yang belum lancar untuk membaca, menulis, dan berhitung. Dan itu usianya tidak hanya usia SD kelas bawah, yang kelas 1, 2, 3. Bahkan yang usia kelas atas, (kelas) 4, 5, 6 pun, untuk membaca, menulis, bahkan mengeja namanya sendiri, mereka masih belum mampu," cerita Faris di Menara Bank Mega Syariah, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).
Faris mengatakan dengan adanya program Pijar ini, beberapa muris SD mulai lancar baca tulis dan menghitung. Selama mengabdi, Faris juga mendampingi siswa SD dalam literasi digital.
"Selama saya 2 tahun di NTT, ada beberapa program lain selain kita mendampingi dalam calistung. Ada juga pendampingan dalam literasi digital. Jadi penggunaan laptop atau device elektronik yang bisa bermanfaat buat anak-anak. Jadi anak-anak bisa menggunakan laptop untuk mereka bisa mengetik, bisa mencari Youtube, video-video yang ada secara online, seperti itu," jelasnya lebih lanjut.
Di tahun ini, Faris memutuskan kembali terlibat program mengajar ‘Pijar’. Kali ini dia akan mengajar siswa SMP di Sibolga, Sumatera Utara.
"Untuk tahun ketiga ini saya mengajar di SMP. Mungkin ada sedikit perubahan untuk programnya. Tapi, nanti mungkin di awal 1 bulan saya harus melakukan assessment terlebih dahulu. Apa yang dibutuhkan untuk anak-anaknya?" terangnya.
"Karena belum tentu program yang saya lakukan di titik di NTT akan bisa berdampak atau berpengaruh yang sama di titik yang selanjutnya, seperti itu," ucapnya.
Sementara itu, alumni relawan guru muda di Pijar batch 3, Nurul Fajriah, turut menceritakan pengalamannya selama mengabdi di pelosok negeri. Saat itu dia bertugas mengajar di desa Ciroyom, Kabupaten Sukabumi.
Nurul menilai di sana banyak anak-anak yang memiliki potensi menjadi hafidz Al-Quran. Makanya, Nurul mengajari anak-anak membaca Al-Quran.
"Melihat mereka yang di sana masih banyak sekali buta Al-Quran, akhirnya saya hadir berkolaborasi dengan Cinta Quran Foundation. Melalui program Indonesia Bisa Baca Quran," cerita Nurul.
"Merinding rasanya Bapak-Ibu bisa menemani, mereka melakukan banyak hal di tempat yang tadinya asing bagi saya. Sering berjalannya waktu, kolaborasi kebaikan itu terus berlanjut," lanjutnya.
Nurul juga menerangkan warga di sana tidak familiar dengan daging sapi. Akhirnya lewat program ini menghadirkan 22 domba dan 5 sapi saat perayaan kurban atau Idul Adha 2024.
"Yang mungkin bagi kita makan daging sapi, daging kambing adalah hal yang biasa. Tapi bagi mereka, itu merupakan sebuah kado terindah di tahun kemarin. Ucapan terima kasih terus mengalir bahkan hari-hari setelah lewat hari raya di Idul Adha," katanya lagi.
Selain itu, Nurul juga sempat membantu sejumlah murid sekolah yang mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Nurul menjelaskan sinyal internet masih sangat buruk di sana. Nurul berharap setiap anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
"Karena sekolah kita ini jauh dari akses. Dan sulit mendapatkan akses internet juga, tapi itu tidak membuat kita mundur atau sedih, atau bahkan tidak melaksanakan kegiatan ANBK," ujar Nurul.
"Jadi kemarin kita tetap melaksanakan kegiatan ANBK, Bapak Ibu semua, walaupun kita melaksanakan di pinggir pantai, karena hanya di situ kita bisa mendapatkan sinyal yang baik. Kita membawa device kita ke pinggir pantai, kemudian kita melaksanakan ujian, dan anak-anak melaksanakan itu dengan penuh semangat dan tanpa mengeluh," sambungnya.