Ketika RK-Suswono Hanya Diiringi Bendera Golkar dan Gerindra dalam Debat Kedua Pilkada Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 telah rampung digelar di Beach City International Stadium (BCIS), Pademangan, Ancol, Jakarta Utara, pada Minggu (27/10/2024) malam.
Sebelum debat berlangsung, terdapat momen yang mencuri perhatian Kompas.com pada saat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, tiba di area luar lokasi debat.
Kedatangan Ridwan Kamil dan Suswono hanya diiringi oleh dua bendera partai politik, yakni Golkar dan Gerindra, yang dikibarkan oleh para pendukungnya.
Padahal, Ridwan Kamil-Suswono didukung oleh 13 partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Ke-13 partai itu adalah Partai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, dan Garuda.
Lantas, mengapa hanya ada bendera Golkar dan Gerindra saat iring-iringan Ridwan Kamil-Suswono ke lokasi debat?
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai kedatangan Ridwan Kamil-Suswono yang hanya diiringi bendera Golkar dan Gerindra merupakan buah dari terlalu besarnya sebuah koalisi.
"Kita tahu kan Kang Emil (Ridwan Kamil) inginnya maju di (pilkada) Jawa Barat. Tapi karena ada kader Gerindra dan Gerindra partai punyanya presiden (Prabowo Subianto), mereka harus mendapatkan daerah terbesar, yakni Jawa Barat. Mau tidak mau Kang Emil digeser lah ke Jakarta dan Dedi Mulyadi (calon gubernur Jawa Barat) sekarang surveinya tinggi sekali," jelas Yunarto dalam siaran Obrolan Newsroom Kompas.com, Minggu.
Menurut Yunarto, tak adanya bendera partai lain selain Golkar dan Gerindra saat iring-iringan Ridwan Kamil-Suswono menuju lokasi debat kedua Pilkada Jakarta seolah membenarkan isu mengenai KIM Plus yang tidak solid dalam Pilkada 2024.
Yunarto menganggap hal ini akan menjadi tantangan besar bagi Ridwan Kamil dan Golkar untuk bisa memenangkan petarungan pada Pilkada Jakarta 2024.
"Jadi apa yang dicurigai oleh masyarakat by output riset itu sepertinya benar, kira-kira begitu. Itu yang akan jadi PR buat Kang Emil dan Golkar, apakah kemudian branding-nya cukup kuat. Karena dia tidak bisa lagi mengharapkan fondasi dari jumlah partai sebagai mesin politik," ujar Yunarto.
"Saya meyakini, kayak Gerindra lebih fokus di Jawa Barat, lebih fokus di Banten, lebih fokus di Lampung, dan lain-lain yang kadernya sendiri memang maju," lanjutnya.
Meski begitu, Yunarto menilai Ridwan Kamil masih punya kekuatan politik untuk menang Pilkada Jakarta.
"Yang bisa diharapkan, bahkan dibandingkan Golkar adalah mesin politik dari PKS karena PKS partai pemenang pileg di Jakarta. Dan dengan segala hormat mesin politik PKS lebih canggih dibandingkan Golkar kalau bicara solidaritas kerja. Apalagi Golkar itu bukan partai yang kuat kalau kita bicara di Jakarta," tutur Yunarto.
(Penulis Intan Afrida Rafni | Editor Jessi Carina)