Ketua MA Ingatkan Para Hakim Jaga Integritas dan Rezeki Halal Bagi Keluarga

Ketua MA Ingatkan Para Hakim Jaga Integritas dan Rezeki Halal Bagi Keluarga

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto mengingatkan para hakim agung soal integritas hingga pentingnya menjaga rezeki yang halal bagi keluarga.

Pesan ini Sunarto sampaikan ketika membuka Rapat Pleno Kamar MA ke-13 di Bandung, Jawa Barat.

Sunarto meminta, agar para hakim agung meneguhkan hati, menjadikan peristiwa yang melanggar integritas sebagai yang terakhir, dan mematuhi kode etik hakim.

“Tetap fokus bekerja dan menjalankan persidangan sesuai dengan hukum acara yang berlaku guna menjaga integritas," kata Sunarto dalam keterangannya, Jumat (8/11/2024).

Menurut Sunarto, menjaga integritas diri sendiri, bersikap jujur, tanggung jawab, dan konsisten pada nilai merupakan sikap pertama yang harus diwujudkan aparatur peradilan.

Membangun integritas, menurut mantan Ketua Badan Pengawas (Bawas) MA itu, dimulai dari lingkungan yang paling kecil.

"Istri atau suami, bahkan anak-anak, senantiasa saling mengingatkan akan pentingnya rezeki halal bagi keluarga," tutur Sunarto.

Selain keluarga, integritas juga harus dibangun bersama-sama di lingkungan kerja. Hal ini bisa dilakukan dengan mengingatkan rekan kerja di lingkungan MA.

Ketika kebaikan dilakukan secara kolektif, kata Sunarto, akan menjadi lebih kuat daripada dilakukan secara individual.

"Kita bisa saling menjaga rekan sejawat untuk tidak tergoda pada hal-hal yang mengarah kepada perbuatan nir-integritas,” ujar Sunarto.

Pada kesempatan yang sama, Sunarto juga menyinggung hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2023 di lingkungan MA yang dirilis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Adapun SPI merupakan upaya KPK untuk memotret seberapa rentan suatu lembaga atau instansi terhadap korupsi. Dalam survei ini, responden diminta memberikan kesaksian apakah di lingkungan mereka terdapat tindakan-tindakan korupsi.

Sunarto mengatakan, skor SPI MA pada 2023 84,93. Angka ini naik dari 74,51 pada 2022. Meski demikian, angka itu jauh jika dibanding hasil SPI pada 2021 dengan skor 82,72.

Lebih lanjut, Sunarto mengajak semua aparatur peradilan agar saling membantu dalam meraih kembali kepercayaan publik.

Menurutnya, peristiwa-peristiwa yang melanda MA dalam beberapa waktu terakhir mestinya bisa memperkuat lembaga peradilan jika dihadapi bersama, secara cerdas, dan dengan solidaritas tinggi.

Sunarto pun mengutip gagasan filsuf Jerman yang menjadi salah satu tonggak lahirnya filsafat postmodern, Was mich nicht umbringt macht mich starker. Idiom itu berarti, “peristiwa yang menimpa, selama tidak memusnahkan, justru akan membuat kita lebih”.

"Kepercayaan publik tidak bisa diraih sendiri-sendiri. Ia dibangun di atas fondasi integritas, dirawat dengan kerja cerdas, dan diikat dengan tali solidaritas," ujarnya.

Sumber