Kim Jong Un Hadapi Ancaman Pembunuhan, Korut Tingkatkan Keamanan
Korea Utara (Korut) telah meningkatkan keamanan bagi pemimpin mereka, Kim Jong Un, yang memiliki kekhawatiran akan adanya upaya pembunuhan terhadap dirinya. Beberapa waktu terakhir, pengamanan di sekitar Kim Jong Un disebut mengalami peningkatan.
Informasi soal peningkatan keamanan untuk Kim Jong Un itu, seperti dilansir kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, dan NK News, Kamis (31/10/2024), diungkapkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (Korsel) atau NIS ketika menyampaikan hasil assessment mereka dalam sesi audit parlemen.
Sesi audit parlemen itu digelar secara tertutup. Namun dua anggota parlemen Korsel di antaranya, yakni Lee Seong Kweun dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan Park Sun Won dari Partai Demokrat yang merupakan oposisi utama, mengungkapkan hasil penilaian NIS itu kepada publik.
Dituturkan kedua anggota parlemen itu bahwa otoritas Korut telah menaikkan level pengamanan di sekitar Kim Jong Un karena kemungkinan upaya pembunuhan terhadapnya.
Pyongyang, menurut kedua anggota parlemen Korsel itu, kini mengoperasikan kendaraan yang mengganggu komunikasi dan melakukan upaya untuk menggunakan peralatan pendeteksi drone.
Disebutkan oleh NIS kepada para parlemen Korsel bahwa meskipun ada kekhawatiran keamanan, Kim Jong Un telah melakukan 110 kali penampilan publik sepanjang tahun ini, yang tercatat lebih banyak atau naik sekitar 60 persen dibandingkan tahun lalu.
Menganalisis informasi tersebut, peneliti senior pada Institut Korea untuk Unifikasi Nasional (KINU), Hong Min, mengatakan kepada NK News bahwa kehadiran drone Korsel di area Pyongyang pada bulan ini mungkin telah memperburuk kekhawatiran Kim Jong Un mengenai keamanan pribadinya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Situasi itu ditambah dengan adanya peningkatan pengintaian oleh Korsel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), yang menurut Hong Min, berkontribusi pada "perasaan rentan" sang pemimpin Korut.
Sementara peneliti utama pada Institut Analisis Pertahanan Korea (KIDA), Lee Choongkoo, menilai kemajuan peperangan modern mungkin telah mendorong Pyongyang untuk fokus pada tindakan pencegahan guna melindungi pemimpin mereka.
"Kim Jong Un mungkin adalah tokoh paling rentan di Korea Utara di era baru peperangan presisi, yang memungkinkan serangan yang ditargetkan secara real-time," sebutnya.
"Hal ini tidak selalu berarti adanya ancaman pembunuhan, namun menunjukkan kesadaran akan evolusi yang sedang berlangsung menuju peperangan yang lebih canggih secara teknologi," cetus Lee Choongkoo.