Kisah Porter Stasiun Gambir, Kerap Dapat Uang dari Penumpang Tanpa Diminta Angkat Beban

Kisah Porter Stasiun Gambir, Kerap Dapat Uang dari Penumpang Tanpa Diminta Angkat Beban

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalani profesi sebagai seorang porter di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat selama hampir 20 tahun membuat Ramin (56) telah mengalami banyak suka dan duka.

Salah satu sukanya, Ramin bisa bertemu banyak penumpang kereta yang dermawan. Ramin bercerita, banyak yang memberinya rezeki padahal tidak menggunakan jasanya.

"Kan di sini banyak orang dermawannya," ucap Ramin saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (24/12/2024).

Orang dermawan itu biasanya hanya meminta Ramin mengantar sampai ke gerbong kereta, tanpa dia perlu membawa beban seperti koper atau tas.

Bahkan, ada penumpang yang memberinya uang Rp 100.000 secara cuma-cuma.

"Selalu bersyukur, saya kadang enggak bawa barang suruh ngantar (tapi dapat uang), mungkin kasihan atau gimana enggak tahu," ucap Ramin.

Oleh sebab itu, Ramin tak pernah mengeluh berapa pun uang yang penumpang beri untuk dirinya. Ramin percaya, jika memang sudah rezeki, pasti bakal datang sendiri tanpa ia repot-repot menawarkan jasa.

Meski merasakan banyak suka, Ramin juga harus berulang kali mengalami situasi pahit selama menjadi porter. Misalnya, diberi bayaran yang tak setimpal dengan pekerjaan. 

Ramin mengaku pernah disuruh mengangkat beban seberat 50 kilogram, namun hanya diberi uang Rp 10.000.

"Pernah, paling kecil Rp 10.000 pernah," ujar Ramin.

Jika stasiun sedang ramai dan penumpang kereta banyak yang memakai jasanya, Ramin bisa mengantongi uang minimal Rp 150.000 per hari.

Uang tersebut digunakan untuk makan sebesar Rp 50.000, Rp 16.000 untuk membeli rokok, sisanya dikumpulkan untuk membayar kontrakan dan dikirim ke istri di kampung.

Ramin mengontrak di kawasan Kota, Jakarta Pusat dengan harga sewa Rp 400.000 per bulan. Sedangkan uang yang dikirim ke istri jumlahnya tidak menentu.

"Kadang seminggu sekali, kadang kirim uang Rp 400.000-Rp 500.000, seadanya uang aja," terang Ramin.

Ramin tak lagi memiliki tanggungan anak. Sebab, anak-anaknya sudah bekerja dan hidup mandiri.

Oleh sebab itu, penghasilan menjadi porter cukup untuk menghidupi Ramin dan istrinya di kampung.

Sumber