Kisah Tragis Pasutri di Cengkareng: Berawal dari Pertengkaran, Suami Bunuh Istri lalu Gantung Diri
JAKARTA, KOMPAS.com - Sepasang suami istri (pasutri) bernama Sobirin (35) dan Ida Haryati (41) ditemukan tewas di kediaman mereka, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (11/12/2024) pagi.
Saat ditemukan, Sobirin dalam kondisi tergantung sebuah tali tambang berwarna oranye yang terikat di sebuah kayu plafon kamar. Ketika itu, lidah Sobirin sedikit menjulur dan terdapat bangku plastik di sekitar korban.
Tak jauh dari Sobirin, Ida ditemukan telentang di kasur kamar lantai dua menggunakan kaus biru dan celana panjang hitam. Jasad korban sudah membengkak dengan tubuh bagian atas berwarna biru atau lebam.
Saat ditemukan, wajah jasad Ida tertutup bantal motif Doraemon dan tubuhnya diselimuti kain putih.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita barang bukti berupa seutas tali tambang berwarna oranye, dua buku nikah, satu kartu keluarga (KK), satu unit ponsel milik Sobirin, baju yang dikenakan korban, dan bantal Doraemon.
Menurut hasil pemeriksaan polisi terhadap barang bukti dan saksi, Sobirin dan Ida sudah menikah sejak 2016 dan dikaruniai tiga buah hati. Namun pada pertengahan 2024, keduanya pisah rumah.
Seorang pedagang bubur bernama Sarah (31) melihat kedua korban bertengkar hebat di depan rumah pada Senin (9/12/2024).
Saat itu, Sarah yang merupakan adik Sobirin ini melihat kakaknya menarik tangan Ida ke dalam rumah diiringi dengan nada ancaman.
Satu hari setelahnya atau Selasa (10/12/2024) sekitar pukul 08.00 WIB, Sobirin ke luar rumah dan bertemu seorang penjual kopi bernama Erna. Pada momen ini, Sobirin mencurahkan isi hatinya.
“Kepada penjual kopi, Sobirin mengatakan, dia tidak akan menandatangani surat perceraian sebagaimana yang diajukan istrinya,” kata Kapolsek Cengkareng Kompol Abdul Jana saat dikonfirmasi, Jumat (13/12/2024).
Setelah itu, Sobirin bertemu adiknya yang lain, Suhendri. Setelah keduanya makan bersama, Sobirin lalu naik ke lantai dua rumahnya sambil membawa kursi plastik milik Sarah.
Keesokan harinya atau Rabu (11/12/2024) sekitar pukul 06.00 WIB, Sarah hendak mengambil kursi plastik yang dibawa Sobirin di lantai dasar. Namun, kursi itu tidak ditemukan.
Orangtua Sobirin bernama Sarno lantas mendatangi rumah tersebut dan mencari keberadaan putranya. Betapa terkejutnya dia menemukan Sobirin dan Ida telah tewas.
Menurut hasil visum Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati terhadap Sobirin, terdapat luka lecet yang melingkar di seluruh bagian leher korban. Selain itu, lubang hidung Sobirin mengeluarkan darah, dan kedua tungkai korban juga terdapat titik-titik darah.
Sobirin diperkirakan tewas dua hingga 12 jam sebelum ditemukan tergantung menggunakan tali tambang berwarna oranye.
Sementara, berdasarkan hasil visum RS Polri Kramatjati terhadap Ida, jasad dalam kondisi membusuk. Terdapat memar di bibir bawah dan lengan korban, serta rahim tampak keluar dari kemaluan.
“Hasil yang lainnya juga bahwa ditemukan adanya janin yang menurut keterangan sudah berumur tujuh bulan, berjenis kelamin perempuan, panjang 38 sentimeter dan berat 1,1 kilogram,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan, Jumat.
Ida diperkirakan meninggal dunia dua hingga tiga hari sebelum ditemukan telentang di atas kasur dengan wajah yang tertutup dengan bantal.
Dari hasil penyidikan, disimpulkan bahwa Ida merupakan korban pembunuhan suaminya sendiri, Sobirin.
“Dengan cara dibekap menggunakan bantal, kemudian pelaku Sobirin akhirnya gantung diri dengan cara mengikat leher dengan seutas tali yang tergantung di plafon dengan alat bantu berupa kursi plastik,” ungkap Andri.
Tragisnya, Ida diketahui sedang mengandung dengan usia kandungan tujuh bulan dan berat janin sekitar 1,1 kilogram.
Setelah membunuh istrinya, Sobirin "menginap" selama dua hari bersama jasad istrinya di rumah keduanya.
Motif Sobirin membunuh Ida karena tidak terima istrinya meminta berpisah dengan alasan ingin menikah bersama pria lain.