Kisah Warga Bantaran Rel Kereta Tambun, Hidup Dibayangi Maut karena Minimnya Keamanan

Kisah Warga Bantaran Rel Kereta Tambun, Hidup Dibayangi Maut karena Minimnya Keamanan

BEKASI, KOMPAS.com - Warga pinggiran rel kereta api di Kampung Kebon Kelapa, Desa Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hidup di bawah bayang-bayang maut.

Sebab, tidak ada tembok pembatas yang memisahkan jalur ganda rel kereta api dengan rumah warga di sepanjang bantaran rel. Padahal, kereta dari dua jalur tersebut lalu lalang setiap hari. 

"Harusnya ada tembok pembatas kayak di Jakarta, ini enggak ada," ujar warga setempat, Hari (39) saat ditemui Kompas.com, Senin (9/12/2024).

Akibat minimnya fasilitas keamanan, insiden kecelakaan pun sering terjadi di pinggiran rel kereta api yang tak jauh dari Stadion Mini Tambun itu.

Dalam setahun ini, Hari bilang, sudah tujuh warga tewas tertabrak kereta api ketika menyeberangi rel di lokasi ini.

Terbaru, seorang ibu rumah tanggal berinisial AW (54) tewas tertemper kereta usai berbelanja sayuran di Kampung Kebon Kelapa pada Minggu (8/12/2024) pukul 08.00 WIB.

Korban tewas setelah dihantam kereta yang melaju kencang dari arah Kota Bekasi ke Cikarang dan mengalami luka di kepala.

"Di sini sering kejadian memang, dan semua kecelakaan korbannya tewas, enggak ada yang selamat, yang terakhir kemarin (Minggu)," kata Hari.

Hari menuturkan, pejalan kaki yang menyeberangi rel di lokasi ini harus ekstra hati-hati.

"Harus fokus, kalau enggak fokus, ya wasalam ketika kereta lewat," ungkap dia.

Dia pun berharap pemerintah setempat bisa membuatkan tembok pembatas untuk mencengah berulangnya kecelakaan.

"Biar orang-orang pada enggak semaunya juga, makanya perlu dibangun tembok pembatas," pungkas dia.

Penelusuran Kompas.com di lokasi, jalur rel dengan permukiman warga Kampung Kebon Kelapa hanya berjarak sekitar empat meter.

Di sepanjang bantaran rel, sama sekali tidak ada fasilitas keamanan seperti tembok pembatas.

Saking dekatnya jarak perlintasan rel dengan permukiman warga, bunyi bising kereta api saat melintas di lokasi ini pun terasa begitu menusuk telinga.

Meski tak ada tembok pembatas, anak-anak di wilayah itu tetap bermain di area rel kereta api setiap sore.

Bahkan, wilayah tersebut menjadi tempat favorit anak-anak untuk membuat konten video bertemakan kereta api.

"Anak-anak sering banget main di situ, bikin konten video juga," kata seorang ibu rumah tangga ketika dijumpai Kompas.com yang enggan disebutkan namanya.

Ibu ini pun mengaku sangat khawatir ketika anak-anak bermain di perlintasan rel kereta api. Ia tak ingin mereka menjadi korban kecelakaan kereta berikutnya. 

"Takut, apalagi kalau enggak diawasin, sering diingetin juga," pungkas dia.

Sumber