Kolaborasi Merawat Iklim Investasi Berkelanjutan di Banten
KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menegaskan komitmennya untuk menjaga komunikasi yang baik dengan dunia usaha dan sektor lainnya guna memastikan iklim investasi di wilayahnya tetap sehat dan kondusif.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti meminta masyarakat Banten agar lebih terbuka terhadap peluang investasi.
Menurutnya, hal tersebut penting agar Banten dapat menjadi tujuan investasi yang lebih menarik, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
“Jika ada permasalahan, kami bertanggung jawab untuk memfasilitasi hambatan yang dirasakan oleh investor. Kami juga mengingatkan pelaku usaha agar memperhatikan masyarakat sekitar, agar manfaat kehadiran investor dapat dirasakan bersama,” ujar Virgojanti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/11/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Virgojanti sebagai respons terhadap instruksi dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam acara Banten Investment Forum (BIF) 2024 di Hotel JHL Solitaire Gading Serpong, Tangerang, Selasa (29/10/2024).
Dalam forum tersebut, Kementerian Investasi/BKPM memberikan arahan kepada Pemkot Banten untuk senantiasa menjaga iklim investasi yang kondusif dan aman. Hal ini guna memastikan investor merasa nyaman dan tidak membatalkan rencana investasi mereka.
Arahan tersebut diberikan menyusul adanya keluhan dari para investor mengenai gangguan yang sering mereka hadapi, seperti permintaan sumbangan atau tindakan lain yang menghambat kelancaran proses investasi.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan menegaskan bahwa ketidaknyamanan investor bisa berdampak serius pada iklim bisnis dan bahkan berpotensi meningkatkan angka pengangguran.
Kehadiran investasi, kata dia, harusnya dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar.
"Masyarakat perlu memahami bahwa bisnis adalah bisnis. Kita harus memiliki empati terhadap mereka yang bekerja di sektor bisnis, karena keberadaan perusahaan dapat memberikan sumber pendapatan dan pendidikan bagi keluarga mereka," ucap Ichwan.
Ichwan juga mengingatkan bahwa komitmen bersama dari semua pihak sangat penting untuk menjaga agar iklim investasi di Banten tetap terjaga.
"Jika iklim investasi tercemar karena gangguan tersebut, investor bisa saja hengkang, yang pada akhirnya akan berdampak pada masalah penyerapan tenaga kerja," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Virgojanti berharap agar BIF 2024 menjadi ajang yang mempertemukan pelaku usaha, calon investor, sektor perbankan, pemerintah daerah, serta masyarakat.
Forum tersebut juga diharapkan menjadi wadah bagi semua pihak untuk saling berbagi informasi dan masukan terkait peluang dan tantangan investasi di Banten, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan layanan investasi.
Selain membahas peluang investasi, Banten Investment Forum 2024 juga memberikan apresiasi kepada para kepala daerah yang telah bekerja keras untuk mendorong pertumbuhan dan kemudahan investasi di daerah mereka.
Pemprov Banten turut memberikan penghargaan kepada dunia usaha yang telah menunjukkan kinerja terbaik dalam hal pelaporan kemitraan usaha dan kerja sama dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Acara tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara pengusaha besar dengan beberapa UMKM yang ada di Provinsi Banten, sebagai bagian dari upaya memperkuat kemitraan usaha.
Tidak hanya itu, BIF 2024 pun menjadi momentum penting untuk memperkenalkan brand investasi baru di Provinsi Banten, yaitu “Banten Gold”.
Virgojanti menjelaskan bahwa Banten Gold dirancang sebagai identitas investasi daerah, yang didasarkan pada berbagai masukan dari berbagai pihak.
Meskipun Banten memiliki potensi yang sangat besar, menurutnya, potensi tersebut belum sepenuhnya dikenal atau dieksplorasi oleh banyak kalangan.
Pada kesempatan yang sama, Pemprov Banten juga menyerahkan Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada pelaku UMKM.
Selain itu, para investor diajak pula untuk berdiskusi lebih mendalam mengenai berbagai peluang investasi yang dapat dikembangkan di Banten, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2, dan pengembangan KEK Terpadu Bumi Serpong Damai (BSD) City.
"Potensi investasi di Banten masih sangat terbuka luas. Selain sektor industri pengolahan, sektor properti, pariwisata, dan jasa juga menawarkan peluang besar bagi investor,” tutur Virgojanti.