Komaruddin Hidayat: Sebuah Bangsa Bisa Tersandera Elitenya Sendiri
JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi senior Komaruddin Hidayat menyebutkan bahwa sebuah bangsa bisa tersandera oleh elite atau pemimpinnya sendiri.
Ia menggambarkan bahwa kondisi ini bisa terjadi apabila para penguasa sebuah bangsa berkolaborasi demi memikirkan keuntungan sendiri.
Komaruddin mengatakan, pandangan ini terinspirasi oleh sebuah buku berjudul The Rise and Decline of Nations karya Mancur Olson.
"Di situ dikatakan bahwa sebuah bangsa, ketika lahir, tumbuh, dibentuk. Kemudian, para elite, baik politisi, baik businessman, dan tokoh-tokoh itu menikmati kekuasaan, dan mereka berjejaring, konsennya adalah bagaimana mengakulasi kekuasaan dan keuangan. Maka kemudian, demokrasi itu terhambat prosesnya," kata Komaruddin saat menjadi narasumber dalam peluncuran buku Mimpi tentang Indonesia 2 karya Wartawan Senior Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, di Kompas Institute, Jakarta, Kamis (12/12/2024).
"Dan orang ini, enggan inovasi, enggan berubah. Dia lebih memikirkan keuntungan dirinya," tambah dia.
Situasi tersebut membuat sebuah bangsa tidak akan mengalami kemajuan.
Sebab, menurut Komaruddin, rakyat menjadi obyek sandera. Di situlah ia menyebut sosok yang menyandera rakyat adalah elitenya sendiri.
"Yang nyandra bangsa itu siapa? Yang nyandra elitenya sendiri. Gimana nyandra-nya? Nyandra-nya terjadi kolaborasi di antara elite-elite itu, baik penguasa, pengusaha, maupun birokrat. Nah kemudian, partai politik secara teoritis sebagai sumber aspirasi, mobilitas intelektual, politik rakyat, itu tersumbat oleh elite ini, sehingga komunikasi yang terjadi, lobi negosiasi secara tertutup," ucap dia.
Kondisi seperti ini dimungkinkan bahwa para elite telah menggunakan atau membajak sistem negaranya sendiri.
Ia mengaku apa yang disampaikannya itu tak sekadar omong-omong, tetapi hasil penelitian di berbagai negara.
Ketika disinggung apakah Indonesia juga terjadi hal yang demikian, Komaruddin enggan menjawab.
"Enggak tahu (kalau) Indonesia bagaimana. Jadi sebuah bangsa bisa tersandera oleh elitenya sendiri. Kira-kira seperti itu," tutur cendekiawan muslim ini.