Komnas Perempuan Urai Patriarki di Balik Penelanjangan Wanita di Pluit
Seorang wanita berinisial R (41) dikeroyok dan ditelanjangi oleh sekeluarga yang terdiri dari ibu dan anak-anaknya di jalanan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Komnas Perempuan menyinggung budaya patriarki hingga menyebabkan perempuan membenci perempuan lain.
"Kasus ini menunjukkan bagaimana budaya patriarki menjebak perempuan (dan anak-anaknya) berkonflik dan memusuhi sesamanya perempuan," ujar Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat lewat pesan Whatsapp kepada detikcom, Rabu (8/1/2025).
Pada kasus ini, seakan menitikberatkan perempuan merebut kembali laki-laki yang merupakan pasangannya. Padahal harusnya laki-laki yang bersalah karena selingkuh.
"Dalam kasus demikian, perempuan perlu menyadari bahwa mereka masing-masing merupakan korban dari budaya patriarki di mana laki-laki dapat memuaskan ego maskulinitasnya, menjadikan perempuan sebagai milik dan pemuas hasrat dengan berselingkuh," kata Rainy.
Perempuan seakan wajib setia dan laki-laki boleh berpaling. Selain itu, perempuan dituntut harus mampu melakukan kerja-kerja domestik.
"Kasus ini juga menggarisbawahi bahwa dalam budaya patriarki, yang diuntungkan dalam perselingkuhan adalah justru laki-laki," jelas Rainya.
Sebelumnya, polisi mengungkap wanita berinisial R dikeroyok hingga ditelanjangi sekeluarga karena diduga permasalahan perselingkuhan. Korban diduga selingkuhan suami dan bapak dari para tersangka.
Adapun satu keluarga pelaku pengeroyokan itu terdiri atas ibu dan anak-anaknya yakni perempuan K (42), laki-laki EWH (21), perempuan VS (22), laki-laki BDP (22) dan perempuan CDK (16).
"Jadi korban itu diduga selingkuh sama suaminya Tersangka," kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKP Lukman.