Konferensi Internasional Humanitarian Islam, Prabowo Harap RI Konsisten Jaga Perdamaian Dunia
DEPOK, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menekankan pentingnya konsistensi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui pidato yang dibacakan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar pada Pembukaan Konferensi Internasional Humanitarian Islam di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (5/11/2024).
"Sebagai tuan rumah, saya mengucapkan rasa bangga sekaligus bahagia atas terselenggaranya acara mulia ini," kata Nasaruddin Umar saat membacakan pidato Prabowo.
"Indonesia adalah bagian penting perdamaian dunia. Semoga kita terus konsisten menjaga dan menebar perdamaian dunia," imbuhhnya.
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti keragaman yang dimiliki Indonesia. Sebanyak 270 juta penduduk di Tanah Air hidup berdampingan dengan harmoni, saling menghormati perbedaan agama, budaya, dan etnis.
"Indonesia adalah cerminan tentang nilai-nilai Islam yang ramah, damai dan moderat. Di sini lah seluruh bangsa dapat merasakan kehengatan persaudaraan, ketulusan gotong royong, dan kerendahan hati untuk saling berbagi dan menghormati," ujarnya.
Prabowo menambahkan, nilai-nilai humanitarian Islam merupakan jangkar yang mengikat keberagamaan Indonesia menjadi harmoni yang indah.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya Pancasila sebagai landasan yang menggabungkan spiritualitas dengan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
Selain itu, Pancasila sebagai dasar negara merupakan titiktemu yang menyatukan prinsip-prinsip Islam dengan semangat kebangsaan yang inklusif dan humanis.
"Inilah nilai-nilai yang telah diwariskan para pendiri bangsa untuk kita jaga dan untuk kita lanjutkan," katanya.
Prabowo menegaskan bahwa kekuatan Indonesia terletak pada kemampuannya memadukan keimanan dengan semangat persaudaraan, yang menunjukkan bahwa Islam dapat berkembang dan menyebarkan pesan perdamaian dalam kerangka kebhinekaan.
Oleh karena itu, dia menilai sangat layak bagi Indonesia untuk memperkenalkan Pancasila kepada dunia sebagai manifestasi dari humanitarian Islam.
Dia juga mengingatkan bahwa sejarah panjang perdamaian dunia tidak dapat dipisahkan dari peran Indonesia.
Sejak deklarasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah aktif mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan dialog antarbangsa.
Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung menjadi salah satu tonggak sejarah dan komitmen Indonesia untuk mendorong solidaritas, kemerdekaan, dan perdamaian dunia.
Indonesia juga secara konsisten mengirim pasukan penjaga perdamaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan stabilitas di berbagai belahan dunia yang dilanda konflik.
"Kiprah Indonesia dalam upaya mediasi konflik antar negara mencerminkan dedikasi yang tidak tergoyahkan dalam membangun tatanan dunia yang lebih damai dan harmonis," tambahnya.
Prabowo menekankan bahwa semua pencapaian ini tidak terlepas dari nilai-nilai humanitarian Islam dan prinsip Pancasila yang menekankan keadilan, kemanusiaan, dan persaudaraan universal.
Dia menyatakan bahwa visi Indonesia Emas 2045 adalah komitmen untuk membawa Indonesia menjadi negara maju yang berperan aktif dalam membangun perdamaian dunia.
Humanitarian Islam menjadi pilar penting dalam upaya kami menuju visi tersebut melalui dialog, kerja sama, dan pembinaan hubungan antarbangsa yang damai. Indonesia siap berkontribusi pada terciptanya dunia yang lebih harmonis, bebas dari konflik, dan penuh dengan semangat kemanusiaan
"Saya ingin kembali menekankan bahwa humanitarian Islam sejatinya bukan hanya sebuah warisan lokal, akan tetapi pesan global yang mengajak seluruh umat manusia untuk kembali pada fitrah yang penuh kasih, keadilan, dan kebijaksanaan," katanya.
Dengan beragam pengalamannya dalam merawat kebangsaan, Indonesia siap berbagi inspirasi dan praktik terbaik untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan berkeadilan.
Sebagai informasi, Konferensi Internasional Humanitarian Islam ini dihadiri oleh banyak tokoh dan delegasi organisasi Islam dari seluruh dunia.
Selain Menteri Agama, hadir juga sederet menteri dalam Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Luar Negeri RI Sugiono, Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Wakil Menteri Sekretaris Negara RI Juri Ardiantoro
Selain itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga hadir, serta Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, yang hadir secara virtual.