Kontroversi Proyek Jalan Layang BP Batam, Nama Laksamana Ladi Dicopot
BATAM, KOMPAS.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam menghadapi kritik dari sejarawan Melayu dan Lembaga Adat Melayu (LAM) setelah meresmikan proyek jalan layang senilai Rp132 miliar yang dinamakan Laksamana Ladi.
Nama tersebut dianggap tidak tepat dan tidak memiliki penjelasan yang jelas dalam konteks sejarah Melayu.
Penyematan nama Laksamana Ladi dilakukan oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, sebelum peresmian proyek Multiyears Contract pada Selasa (31/12/2024).
Dalam keterangan resmi, BP Batam menjelaskan, Laksamana Ladi merupakan tokoh pahlawan dari masa Kesultanan Melayu Riau-Lingga.
Ia dikenal sebagai pemimpin angkatan laut yang berani dalam menjaga perairan Kepulauan Riau dari ancaman bajak laut dan kekuatan asing.
Raja Muhamad Amin, Ketua LAM Kepri Kota Batam, mengungkapkan kekecewaan atas keputusan tersebut.
"Sesaat setelah peresmian lalu, kami para pengurus teras di LAM Kepri Kota Batam melakukan pembahasan mengenai siapa Laksamana Ladi ini sebenarnya. Kami sendiri tidak mengetahui asal usul dari Laksamana yang disebut sebagai tokoh dalam Kesultanan Melayu Riau Lingga," ujarnya dalam pernyataan yang diterima pada Jumat (3/1/2025).
LAM menilai penyematan nama tersebut berpotensi mencoreng warisan budaya Melayu.
Mereka pun mengeluarkan surat yang meminta BP Batam untuk memberikan penjelasan mengenai pemilihan nama Laksamana Ladi dan mengundang LAM serta sejarawan untuk berdiskusi lebih lanjut.
"Jika jawabannya tidak memuaskan dan tidak berdasar, LAM meminta nama yang sudah diberikan itu untuk ditinjau kembali," tambah Raja Muhamad Amin.
Menanggapi kritik tersebut, BP Batam resmi mencopot nama Laksamana Ladi dari proyek jalan layang dan menggantinya dengan nama Flyover Sungai Ladi pada Jumat (3/1/2025).
Muhammad Rudi menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih kepada masyarakat Batam atas dukungan terhadap pembangunan flyover tersebut.
"Pertama-tama, saya memohon maaf atas apa yang telah terjadi. Saya juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Batam yang telah mendukung pembangunan Flyover Sungai Ladi," kata Rudi.
Lebih lanjut, Rudi menegaskan bahwa flyover tersebut akan tetap menjadi identitas Batam dan berfungsi untuk meningkatkan mobilitas masyarakat serta mengurangi kemacetan.
"Saya berharap keputusan ini dapat diterima oleh semua pihak guna menjaga situasi kondusif Batam yang kita cintai," pungkasnya.