Korban Modus Casting Iklan Palsu di Surabaya Bertambah, Video Lama Disebar di Medsos
JAKARTA, KOMPAS.com – Jumlah korban penipuan dengan modus casting iklan palsu di Surabaya, Jawa Timur, terus bertambah.
Korban berinisial GN (29), yang berdomisili di Jakarta, menyebut lima orang lainnya mengalami kejadian serupa.
“Untuk korban yang kontak saya sudah ada lima orang, total jadi enam, termasuk saya. Sudah saya buatkan grup juga dan ini masih bertambah lagi,” ujar GN kepada Kompas.com, Senin (16/12/2024).
Modus yang digunakan tidak hanya berupa undangan casting iklan, tetapi juga sesi foto untuk katalog.
Para korban dipaksa berganti pakaian berkali-kali, bahkan melakukan adegan di kolam renang.
“Ada korban dari Jakarta, bahkan ada yang artis, kena juga. Ada yang kasusnya sama seperti saya diajak casting untuk iklan. Tetapi ada juga korban yang modusnya photoshoot untuk katalog,” tambah dia.
Setelah sesi berlangsung, para korban tidak pernah dihubungi lagi.
GN disebut mengalaminya pada 2017.
Ia mendapat tawaran untuk mengikuti casting iklan produk snack dari perusahaan ternama dan sempat diundang ke gudang perusahaan di Gresik untuk sesi foto seleksi.
Beberapa hari kemudian, GN dihubungi oleh salah seorang pelaku untuk datang ke apartemen di kawasan Surabaya Barat setelah dinyatakan lolos ke tahap berikutnya.
Pada hari yang ditentukan, GN datang bersama tiga temannya.
Di apartemen tersebut, pelaku terlihat profesional dan meminta GN mengisi daftar hadir yang sudah berisi banyak nama perempuan. Ketika GN bertanya mengapa lokasi sepi, pelaku menjawab bahwa peserta lain baru saja pulang.
GN kemudian diminta mengganti pakaian yang disediakan. Saat hendak berganti baju di kamar, ia menemukan sebuah handycam yang diarahkan ke dirinya.
Curiga, GN melemparkan bajunya ke arah kamera dan berganti pakaian di kamar mandi.
“Saat masuk ke kamar mandi saya langsung ganti baju, tanpa mengecek lagi apakah ada kamera tersembunyi atau tidak,” kata dia.
Perasaan tidak nyaman semakin kuat ketika pelaku meminta GN melakukan adegan tidak senonoh, seperti berpura-pura menikmati lolipop dengan ekspresi sensual.
“Lolipop itu seakan produk yang sedang di-casting-kan. Saya juga disuruh bersuara seperti ‘hmm enak’. Pelaku juga menyuruh saya berekspresi euphoria,” ungkap GN.
Setelah itu, GN berpamitan dan segera meninggalkan apartemen dengan teman-temannya.
“Sebelum pulang, saya melihat korban lain diajak ke kolam renang dengan baju renang untuk melakukan adegan serupa,” ungkap GN.
GN menyimpan pengalaman ini selama bertahun-tahun. Namun, pada 11 Desember 2024, seorang korban lainnya menghubungi GN melalui Instagram dan memberitahu bahwa video dirinya telah tersebar di grup Telegram dan aplikasi X (Twitter).
Video tersebut menampilkan GN sedang memegang papan nama dengan identitas lengkapnya.
“Ada video yang menampilkan saya memegang papan nama dengan umur saya. Identitas saya jelas terlihat. Ini sangat meresahkan,” ujar GN.
Ia berharap pelaku segera ditangkap agar tidak ada lagi korban yang mengalami kejadian serupa.
Hingga kini, enam korban sudah teridentifikasi. Namun, GN menduga jumlah korban sebenarnya lebih banyak berdasarkan daftar hadir yang ia lihat saat itu.
“Saya masih menunggu korban-korban lainnya. Setelah itu mengumpulkan bukti-bukti dan membuat laporan,” kata dia.