Korsel Selidiki Pembatas Beton yang Ditabrak Pesawat Jeju Air

Korsel Selidiki Pembatas Beton yang Ditabrak Pesawat Jeju Air

Otoritas Korea Selatan (Korsel) sedang menyelidiki peran pembatas beton di ujung landasan Bandara Internasional Muan yang ditabrak pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai Jeju Air dalam insiden pada Minggu (29/12), yang menewaskan sedikitnya 179 orang.

Para penyelidik Korsel bersama tim penyelidik dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perwakilan Boeing, sebagai produsen pesawat, sedang melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan. Dua bagian kotak hitam pesawat yang telah ditemukan juga mulai diperiksa.

Pesawat yang membawa 181 penumpang dan awak dari Thailand menuju ke Korsel itu memberikan panggilan darurat di udara dan melakukan pendaratan tanpa roda atau dengan lambung pesawat di Bandara Internasional Muan sebelum menabrak pembatas beton di ujung landasan dan kemudian terbakar.

Sedikitnya 179 orang tewas, dengan hanya dua orang yang merupakan awak pesawat berhasil dievakuasi dalam keadaan hidup dari puing pesawat.

Para pejabat setempat, seperti dilansir AFP, Selasa (31/12/2024), awalnya menyebut kemungkinan bird strike sebagai penyebabnya. Namun para pakar juga menyoroti soal pembatas beton di dekat landasan, dengan video dramatis menunjukkan pesawat meledak dan terbakar saat menabrak pembatas beton tersebut.

Ketika ditanya apakah bandara diperbolehkan menggunakan beton sebagai pembatas, Direktur Jenderal Kebijakan Bandara pada Kementerian Transportasi, Kim Hong Rak, mengatakan pemerintah akan "meninjau peraturan terkait dan penerapannya".

"Apakah struktur ini memperburuk kerusakan adalah… sesuatu yang direncanakan untuk diselidiki secara menyeluruh oleh Komite Investigasi Kecelakaan," ujar Wakil Menteri Penerbangan Sipil Korsel, Joo Jong Wan, dalam pernyataan kepada wartawan.

"Pada tahap ini, penting untuk menghindari fokus hanya pada faktor tertentu sebagai penyebab pasti dari kecelakaan tersebut," ucapnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lebih lanjut, Joo menyatakan bahwa para penyelidik sedang meninjau "semua skenario potensial untuk memastikan penyelidikan menyeluruh".

Penjelasan lebih lengkap tentang apa yang salah pada saat-saat terakhir penerbangan Jeju Air itu diharapkan bisa didapatkan setelah otoritas yang relevan menganalisis kotak hitam pesawat.

"Mengenai kotak hitam, pembersihan kontaminasi permukaan telah selesai di pusat pengujian dan analisis, dan kondisinya saat ini sedang dinilai," tutur Joo dalam pernyataannya.

"Namun unit penyimpanan data pada perekam data penerbangan masih dalam tahap evaluasi," imbuhnya, sembari menyebut bahwa tinjauan teknis sedang dilakukan untuk menentukan cara mengekstrak data.

Presiden sementara Korsel, Choi Sang Mok, yang baru menjabat sejak Jumat (27/12) lalu, menyebut kecelakaan itu sebagai "titik balik" bagi negaranya, dan menyerukan perombakan menyeluruh terhadap sistem keselamatan udara.

Dia mendesak para pejabat terkait untuk "memeriksa ulang secara menyeluruh sistem operasional pesawat… dan segera melakukan perbaikan yang diperlukan".

Korsel saat ini sedang dalam masa berkabung nasional selama tujuh hari, dengan perayaan Tahun Baru dibatalkan dan bendera dikibarkan setengah tiang untuk menghormati para korban.

Lihat video 8 Investigator AS Ikut Selidiki Penyebab Kecelakaan Jeju Air

[Gambas Video 20detik]

Sumber