Korut-Rusia Kian Erat Picu Kekhawatiran AS, China Bilang Gini

Korut-Rusia Kian Erat Picu Kekhawatiran AS, China Bilang Gini

Hubungan yang semakin erat antara Korea Utara (Korut) dan Rusia memicu kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Washington mengingatkan bahwa 8.000 tentara Korut sudah berada di area perbatasan Rusia dan siap bertempur melawan pasukan Ukraina.

Pemerintah China, menanggapi kekhawatiran tersebut, menegaskan bahwa hubungan yang terjalin antara Korut dan Rusia bukan menjadi urusan Beijing.

"Korea Utara dan Rusia merupakan dua negara berdaulat yang independen. Cara mereka mengembangkan hubungan bilateral adalah urusan mereka sendiri," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, seperti dilansir AFP, Jumat (1/11/2024).

Dalam mengupayakan keuntungan dalam invasi besar-besaran ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendatangkan pasukan dan perangkat keras militer dari Korut. Ini menjadi momen pertama kalinya, selama lebih dari satu abad terakhir, bagi Moskow mengundang pasukan asing ke wilayahnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, dengan mengutip intelijen Washington, menyebut sekitar 8.000 tentara Korut di antaranya, dari 10.000 tentara yang diyakini kini berada di wilayah Rusia, telah bergerak menuju ke wilayah perbatasan Kursk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam apa yang disebutnya sebagai sikap diam dari sekutu-sekutunya soal pengerahan pasukan Korut ke Rusia. Zelensky bahkan mengakui dirinya terkejut dengan "bungkamnya" China.

Beijing, dalam tanggapannya, mengatakan pihaknya "tidak mengetahui situasi spesifik dari pertukaran bilateral dan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia,"

"Posisi China yang mengharapkan berbagai pihak akan mendorong diredakannya situasi dan mengupayakan solusi politik terhadap krisis Ukraina, tidak berubah," tegas Lin dalam pernyataannya.

Simak Video ‘AS Sebut Rusia Lemah Karena Dibantu 10.000 Pasukan Korut di Ukraina’

[Gambas Video 20detik]

Saksikan Live DetikSore

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Rusia tidak menyangkal keterlibatan pasukan Korut dalam perang yang berkecamuk di Ukraina sejak Februari 2022.

Sementara Korut, setelah awalnya membantah mengirim tentara ke Rusia, kini membela gagasan pengerahan pasukan asalkan sejalan dengan hukum internasional.

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, menegaskan interaksi militer Moskow dengan Pyongyang tidak melanggar hukum internasional dan Rusia berhak meminta bantuan dari mitra-mitranya.

Simak Video ‘AS Sebut Rusia Lemah Karena Dibantu 10.000 Pasukan Korut di Ukraina’

[Gambas Video 20detik]

Saksikan Live DetikSore

Sumber