KPU Diminta Cari Tahu Penyebab Banyak Pemilih Golput di Pilkada Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jakarta, Ali Muhammad Johan, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jakarta melakukan evaluasi menyusul rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jakarta tersebut menyebut, rendahnya partisipasi pemilih dapat menjadi ancaman untuk demokrasi.
"Rendahnya partisipasi Pemilih merupakan ancaman bagi demokrasi. Kami minta penjelasan mengenai upaya-upaya yang dilakukan KPU Jakarta untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Jakarta," ujar Ali dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).
Ali meminta KPU Jakarta mencari penyebab rendahnya pemilih di pilkada tahun ini.
"Apakah pernah diteliti penyebab warga tidak memberikan hal suaranya, apakah mereka tidak mendapatkan undangan memilih, apakah lokasi TPS terlalu jauh," imbuh dia.
Menurut Ali, partisipasi pemilih di Jakarta terus mengalami penurunan.
Di Pilkada Jakarta 2024, tingkat partisipasi pemilih Jakarta paling rendah dibanding periode sebelumnya.
"Partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 sebesar 58 persen jauh lebih rendah dari Pilkada 2017, 78 persen dan Pilkada 2012, 65-68 persen," kata dia.
Selain di pilkada, rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Jakarta juga terjadi saat Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg).
Berdasarkan data KPU Provinsi Jakarta, tingkat partisipasi Pilpres 2024 di wilayah Provinsi Jakarta mencapai 78,78 persen. Pada Pilpres 2019 mencapai 79,23 persen.
Sementara tingkat partisipasi pemilih untuk pemilihan DPR RI mencapai 77,57 persen. Pemilihan DPD RI mencapai 77,65 persen dan pemilihan DPRD Provinsi mencapai 77,46 persen.