Kremlin Ungkap Putin Putuskan Beri Suaka untuk Bashar al-Assad
Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengungkapkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah memberikan suaka kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang digulingkan dari kekuasaan oleh pasukan oposisi. Kremlin menyebut situasi Suriah saat ini diselimuti "ketidakstabilan ekstrem".
Tumbangnya rezim Assad menjadi pukulan besar bagi Rusia dan Iran, yang menjadi sekutu utama Assad dalam perang sipil yang berkecamuk selama 13 tahun terakhir di Suriah. Moskow dan Teheran mengerahkan pasukan militer mereka untuk membantu rezim Assad mempertahankan kekuasaannya.
Kekuasaan Assad akhirnya tumbang setelah pasukan oposisi menyerbu ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat, usai berhasil merebut kota-kota penting di Suriah, termasuk Aleppo, dalam sepekan terakhir.
Pasukan oposisi mengumumkan Assad kabur meninggalkan Suriah saat mereka mencapai Damaskus. Laporan kantor berita Rusia, yang mengutip sumber Kremlin, menyebut Assad telah tiba di Moskow bersama keluarganya dan telah mendapatkan suaka dari pemerintah Rusia untuk alasan kemanusiaan.
Setelah sebelumnya menolak mengomentari laporan tersebut, Kremlin akhirnya mengakui jika Assad telah mendapatkan suaka yang diputuskan langsung oleh Putin sebagai kepala negara.
"Keputusan seperti itu tidak bisa diambil tanpa kepala negara. Ini adalah keputusannya (Putin)," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat berbicara kepada wartawan seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (10/12/2024).
Peskov tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pergerakan dan keberadaan Assad saat ini.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Digulingkannya pemerintahan Assad telah menghilangkan benteng yang selama ini menjadi tempat Rusia dan Iran memegang kekuasaan di kawasan Timur Tengah. Ayah Assad, mendiang Hafez al-Assad, memihak Uni Soviet dalam upaya mencapai kesetaraan dengan Israel yang didukung Amerika Serikat (AS).
Kremlin menyebut Suriah saat ini sedang mengalami "ketidakstabilan ekstrem" dan masih terlalu dini untuk membicarakan masa depan dua pangkalan Rusia di negara tersebut. Kremlin menuturkan sedang berdialog dengan beberapa negara di kawasan, termasuk Turki, membahas situasi terkini di Suriah.
"Kami sedang berdialog dengan Ankara dan negara-negara di kawasan lainnya, termasuk mengenai urusan Suriah," ucap Peskov dalam pernyataannya.
"Memang benar bahwa Suriah akan mengalami masa yang sangat sulit saat ini karena ketidakstabilan. Dan tentunya sangat penting untuk menjaga dialog dengan seluruh negara kawasan di sini. Kami bertekad untuk melakukan hal ini," imbuhnya.