Krisis Air di Ruteng, Kantor Bupati Manggarai dan Perumda Didemo
MANGGARAI, KOMPAS.com - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lembaga Pengkaji Peneliti Demokrasi Masyarakat (LPPDM) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi demonstrasi di Halaman Kantor Bupati Manggarai dan Kantor Perumda Tirta Komodo pada Senin (13/1/2024).
Lembaga masyarakat itu menggelar aksi untuk memprotes masalah krisis air yang dialami warga Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.
Ketua LPPDM, Marsel Nagus Ahang, mengatakan kinerja Perumda Tirta Komodo yang mengurus air minum di ibu kota Kabupaten itu sangat buruk.
"Kinerja direktur Perumda Tirta Komodo, Marsel Sudirman, itu sangat buruk dan bobrok," kata Marsel dalam orasinya.
Menurut Marsel, selama ini banyak keluhan dari masyarakat terkait pelayanan di Perumda Tirta Komodo, tetapi selalu diabaikan.
Bahkan menurut Marsel, selama ini masyarakat membayar tagihan pemakaian air secara normal, tetapi aliran air bersih sering macet.
"Ini kami menilai sangat buruk dan cacat prosedural," ucap Marsel.
Ia menilai, selama ini Direktur Perumda Tirta Komodo tidak pernah turun ke lapangan untuk mengecek lokasi air macet yang dikeluhkan oleh masyarakat.
Karena itu, ia mendesak Bupati Manggarai untuk segera mencopot direktur Perumda Tirta Komodo.
"Kalau Bupati tidak copot direktur Perumda Tirta Komodo, maka kami akan demonstrasi besar-besaran," ujar Marsel.
Merespons penyampaian demonstran, Direktur Perumda Tirta Komodo, Marsel Sudirman, mengatakan persoalan air macet itu disebabkan karena kekurangan debit.
"Debit air mengalami penurunan dari berbagai sumber," kata Marsel saat audiensi dengan demonstran di Kantor Bupati Manggarai.
Untuk mengatasi itu, lanjut Marsel, pihaknya melakukan upaya penambahan sumber mata air baru. Terkait hal itu, kata dia, masih ada kendala terkait tanah ulayat.
"Tapi kami terus berkomunikasi dengan pemilik tanah untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan itu," ujar Marsel.
Marsel pun membenarkan terkait penjadwalan aliran air bersih di sejumlah wilayah dalam Kota Ruteng. Menurut Marsel, hal itu dilakukan buat mengatasi krisis air karena kekurangan debit.
"Penjadwalan itu untuk wilayah tertentu. Tidak semua wilayah," ucap Marsel.
Ia menambahkan, untuk mengatasi krisis air, pihaknya juga menyediakan mobil tangki untuk di wilayah tertentu.
"Bagi masyarakat yang sangat urgen membutuhkannya, mobil tersebut standby 24 jam," kata Marsel.