Kritik Renovasi Stadion Kanjuruhan, BEM Malang Bandingkan dengan Nominal Restitusi Korban Tragedi

Kritik Renovasi Stadion Kanjuruhan, BEM Malang Bandingkan dengan Nominal Restitusi Korban Tragedi

MALANG, KOMPAS.com - Renovasi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang dikritik Koordinator BEM Malang Raya, Gilang Dalu.

Dia menilai, anggaran sebesar Rp 357 miliar yang digunakan sangat fantastis jika dibandingkan dengan hasil putusan pengadilan terkait pemenuhan hak-hak korban tragedi Kanjuruhan 2022.

Gilang menyampaikan bahwa proyek yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas stadion itu terkesan sebagai pemborosan uang rakyat dan tidak proporsional dengan hasilnya.

"Renovasi ini lebih terlihat seperti pemborosan uang rakyat, yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan lebih mendesak," kata Gilang, Minggu (19/1/2025).

Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini juga mengkritik anggaran sebesar Rp 1,02 miliar untuk restitusi keluarga korban yang dinilainya jauh lebih rendah dibandingkan anggaran renovasi stadion.

Dia membandingkan Stadion Manahan di Solo, yang dengan anggaran sekitar Rp 300 miliar, sudah dilengkapi fasilitas lebih baik dan efisien dibandingkan Stadion Kanjuruhan.

Selain itu, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, yang dibangun dengan anggaran hampir setara itu memiliki fasilitas yang jauh lebih ramah pengunjung.

"Keberadaan stadion lain dengan biaya yang lebih rendah namun lebih modern dan lebih efisien semakin mempertegas ketidakadilan ini," katanya.

Dia menilai, renovasi stadion ini justru menjadi simbol pemborosan dan ketidakadilan.

Dia mengatakan bahwa BEM Malang Raya mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan penyelesaian hak-hak korban dan transparansi anggaran.

"Pemerintah harus memprioritaskan kemaslahatan rakyat, bukan memperkaya segelintir pihak. Stadion ini seharusnya menjadi sarana untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan politik atau citra semata," katanya.

BEM Malang Raya juga menuntut transparansi anggaran dan audit terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam proyek renovasi Stadion Kanjuruhan.

"Publik berhak mengetahui secara jelas alokasi dana yang digunakan, mulai dari pengadaan material, tenaga kerja, hingga pengeluaran lainnya. Anggaran yang begitu besar harus dikelola dengan penuh tanggung jawab dan transparansi," ujarnya. 

Selain itu, pihaknya mendesak agar dilakukan audit independen yang menyeluruh terhadap seluruh tahapan proyek renovasi Stadion Kanjuruhan.

Hal ini termasuk pengadaan material dan pembayaran kepada pihak-pihak yang terlibat.

"Audit ini harus melibatkan lembaga yang kredibel dan memiliki integritas untuk memastikan bahwa dana yang digunakan tidak diselewengkan atau digunakan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan tujuan utama proyek," katanya.

Mereka juga menuntut agar anggaran yang lebih besar diperuntukkan bagi penyelesaian hak-hak korban tragedi Kanjuruhan 2022, yang hingga saat ini belum dipenuhi dengan layak.

"Restitusi untuk keluarga korban harus menjadi prioritas utama, dan anggaran untuk hal ini harus dipastikan mencukupi, mengingat besarnya dampak yang ditanggung oleh korban dan keluarga mereka," ujarnya.

Sumber