Kronologi Orang Rimba Keracunan Massal Madu Kelulut di Jambi
JAMBI, KOMPAS.com - Sebuah insiden keracunan massal terjadi di komunitas Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) setelah mereka mengonsumsi madu hutan jenis kelulut (klanceng).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, Riana Elizabeth, mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah mengambil sampel makanan dan madu hutan yang dikonsumsi oleh komunitas tersebut.
"Kita udah ambil sampel makanan dan madu hutan (kelulut) yang dikonsumsi Orang Rimba," kata Riana melalui pesan singkat pada Rabu (13/11/2024).
Ia menambahkan, dua anak Orang Rimba dan puluhan orang lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat keracunan yang disebabkan konsumsi madu kelulut.
Kejadian ini bermula pada Selasa (12/11/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Keluarga besar Datuk Wahab, yang merupakan Tumenggung Wahab kelompok Orang Rimba di Dusun Sentano, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, berangkat ke hutan kawasan Jalur B Bukit 700 untuk menanam padi selama dua bulan.
Dalam perjalanan, Datuk Wahab bersama saudaranya, Muhammad Untung, Zulkifli, dan Abdul Fattah, serta anak-anak mereka mengonsumsi madu kelulut sebanyak satu sarang.
Madu tersebut diambil langsung dari sarangnya dan dipindahkan ke daun dengan tangan kosong.
Namun, setelah mengonsumsi madu, sekitar pukul 12.00 WIB, dua anak mulai mengeluarkan busa air liur berwarna putih dari mulut mereka.
Seluruh Orang Rimba yang mengonsumsi madu merasakan mual dan kesakitan.
Tetangga yang berada di sekitar lokasi, yaitu Sutris, Johan, dan Abdul Fatah, segera membawa korban ke klinik praktik Bidan Dwinta Sari untuk mendapatkan pertolongan medis.
Dari tiga anak yang kritis pertama kali tiba di klinik, satu anak bernama Usman bin Zulkifli berhasil diselamatkan. Sementara dua lainnya, Abu Bakar (10) Bin Zulkifli dan Rama Mahmud (6) Bin Muhamad Untung, dalam kondisi yang lebih parah.
Sekitar tiga jam kemudian, pada pukul 15.00 WIB, lima orang anggota keluarga Datuk Wahab tiba di klinik dan saat ini masih menjalani perawatan intensif.
Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan penyebab pasti keracunan massal ini.