Kronologi Tenggelamnya Kapal Kargo di Perairan Kupang, Kerugian Puluhan Miliar Rupiah
tKUPANG, KOMPAS.com - Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengevakuasi seluruh awak kapal kargo MV Kuala Mas.
Kapal tersebut tenggelam di perairan Pelabuhan Polairud, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT.
Direktur Polairud Polda NTT, Komisaris Besar Polisi Irwan Deffi Nasution, menjelaskan bahwa kapal kargo berbobot 6.007 GT itu berangkat dari Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, dengan tujuan Pelabuhan Tenau Kupang.
Dalam perjalanan menuju dermaga, kapal mengalami benturan dengan kapal tanker Maritim Khatulistiwa yang sedang berlabuh pada Sabtu (21/12/2023) sekitar pukul 02.36 Wita.
"Benturan tersebut menyebabkan kapal miring ke kanan hingga 10 derajat dan mengalami kebocoran," ujar Irwan kepada wartawan pada Senin (23/12/2024).
Nakhoda kapal, Patahuddin, berusaha mengarahkan kapal ke area yang lebih dangkal untuk dikandaskan.
Namun, kondisi di lokasi tidak memungkinkan, sehingga kapal akhirnya terbalik dan tenggelam sepenuhnya pada pukul 08.34 Wita.
Menanggapi insiden tersebut, petugas Ditpolairud Polda NTT segera bergerak untuk mengevakuasi awak kapal.
Operasi ini melibatkan personel dari KP.P. Pomana, KP.P. Tereweng, KP.P. Adonara, dan KP.P. Flobamora.
Menggunakan kapal patroli dan perahu RIB, seluruh awak kapal berjumlah 20 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat ke Dermaga Ditpolairud Polda NTT.
“Kami berhasil menyelamatkan seluruh awak kapal tanpa ada korban jiwa. Namun, sebagian besar muatan kontainer tenggelam atau hanyut di sekitar dermaga,” ujar Irwan.
Insiden ini diperkirakan menyebabkan kerugian material mencapai Rp 70 miliar.
Selain itu, tumpahan minyak dan oli dari kapal menimbulkan pencemaran laut di sekitar lokasi kejadian, yang kini tengah ditangani oleh pihak terkait, termasuk koordinasi dengan PT Pertamina.
Ditpolairud Polda NTT juga mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak insiden.
Langkah itu antara lain mengamankan jalur pelayaran di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan KSOP untuk pemeriksaan awal kecelakaan kapal, serta menangani pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan oli.
"Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran dan koordinasi yang baik di perairan Indonesia."
"Meskipun kerugian besar terjadi, keberhasilan evakuasi ini menunjukkan kesiapan dan profesionalitas tim Ditpolairud dalam menangani situasi darurat di laut," kata Irwan.