KSAD Sebut Satuan Tempur di Kalimantan Bakal Dilibatkan untuk Dukung Swasembada Pangan
JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Darat (AD) akan melibatkan satuan tempur di daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk membantu pemerintah mewujudkan program swasembada pangan.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak usai ditanya soal pernyataan Wakil KSAD Letjen TNI Tandyo Budi Revita yang minta satuan tempur dilibatkan demi mewujudkan swasembada pangan.
KSAD mengatakan bahwa satuan tempur ini nantinya akan dibentuk seperti lima batalion infanteri (Yonif) Penyangga Daerah Rawan (PDR) yang telah diresmikan pembentukannya di Papua.
"Itu kan batalion tempur sebetulnya. Nanti kita gabung yang lain-lain pun, nanti kan ada di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, nanti kan ada batalion-batalion, kita gabung semua," kata KSAD ditemui di GOR Nanggala, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (15/12/2024) malam.
Ia juga menyampaikan bahwa satuan tempur ini akan membantu para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang dirasa tidak cukup guna mewujudkan swasembada pangan.
Terlebih, KSAD mengingatkan bahwa lahan yang akan digarap untuk swasembada pangan adalah ribuan hektare.
"Babinsa cuma satu orang, satu desa, enggak mungkin dia ngurus, ngurus 1.000 meter itu setengah mati, harus batalion. Kita mau main ratusan ribu hektare loh ini. Kalau Babinsa cuma satu petak-petak aja," ungkap mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) ini.
Ia menjelaskan bahwa satuan tempur ini juga akan dibagi beberapa gelombang ke depannya.
Menurutnya, program ini akan dirancang secara serius dan bertahap.
Di lain sisi, program ini akan menyasar para TNI AD yang jarang melakukan latihan tempur.
"Karena latihannya juga jarang, kita bisa pakai untuk bekerja di sana. Jadi kita ada program, ada jeda-jeda waktu, kita bisa atur itu," tutur KSAD.
Diberitakan sebelumnya, Wakil KSAD Letjen TNI Tandyo Budi Revita meminta agar Satuan Tempur TNI AD dilibatkan dalam program makan bergizi gratis dan optimalisasi ketahanan pangan.
Tandyo beralasan, pelaksanaan ketahanan pangan dan makan bergizi gratis tidak bisa hanya bertumpu pada bantuan Babinsa yang bertugas di satuan kewilayahan seperti Komando Distrik Militer (Kodim).
"Kalau kita hanya bertumpu pada satu Babinsa, tentunya ini akan menjadi beban yang Dandim (Komandan Kodim) perlu berkreasi," kata Tandyo dalam rapat koordinasi swasembada pangan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (12/12/2024).
"Ada satuan-satuan tempur yang ada di situ, satuan-satuan batalion, kemudian kompi berdiri sendiri, itu bisa dimanfaatkan untuk bisa mengoptimalkan program-program ini," ujar dia.
Wakil KSAD tak ingin beban pelaksanaan program tersebut hanya tertuju pada satu pihak, yakni Dandim khususnya Babinsa.