Laba Emiten TP Rachmat (DRMA) Tergerus 20,66% Jadi Rp412,07 Miliar Kuartal III/2024

Laba Emiten TP Rachmat (DRMA) Tergerus 20,66% Jadi Rp412,07 Miliar Kuartal III/2024

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) milik konglomerat TP Rachmat mencatatkan kinerja negatif sampai kuartal III/2024. Laba bersih dan pendapatan perseroan tercatat mengalami penurunan. 

Berdasarkan laporan keuangan 9 bulanan yang dipublikasikan 25 Oktober 2024, DRMA mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp412,07 miliar. Torehan itu terkoreksi 20,66% dari posisi laba bersih kuartal III tahun sebelumnya. 

Koreksi laba bersih yang cukup lebar itu terjadi seiring dengan turunnya penjualan bersih perseroan sampai kuartal ketiga 2024. 

DRMA membukukan penjualan sebesar Rp4,02 triliun sampai September 2024, lebih rendah 5,25% dari posisi penjualan periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp4,24 triliun. 

Segmen penjualan perseroan untuk pasar domestik terkoreksi cukup lebar. Penjualan domestik sampai kuartal ketiga 2024 sebesar Rp4,01 triliun, susut 5,44%. 

Sementara penjualan ekspor sebesar Rp8,44 miliar atau melesat tajam dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp324,03 juta. 

Seiring turunnya pendapatan, beban pokok perseroan juga turun 5,2% menjadi Rp3,29 triliun, dibandingkan periode sama tahun 2023 sebesar Rp3,47 triliun. 

Meski begitu, laba bruto DRMA tercatat turun 5,3% sepanjang enam bulan pertama 2024 menjadi Rp729,23 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp770,77 miliar. 

Adapun, kas dan setara kas akhir perseroan terpantau naik 22,59% menjadi Rp383,70 miliar per 30 September 2024, dibandingkan September 2023 sebesar Rp312,98 miliar. 

Berdasarkan neraca, total aset DRMA naik menjadi Rp3,69 triliun per September 2024, dibandingkan posisi akhir Desember 2023 senilai Rp3,38 triliun. 

Liabilitas perseroan naik menjadi Rp1,41 triliun, dari posisi akhir 2023 sebesar Rp1,35 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp2,27 triliun, dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp2,03 triliun. 

Seperti diberitakan sebelumnya, DRMA tengah membicarakan peluang untuk memasok komponen ke produsen mobil listrik asal China BYD. 

Sebagaimana diketahui, BYD Indonesia telah mengimpor sejumlah mobil listrik ke pasar Tanah Air, di antaranya yaitu BYD Seal, BYD Atto 3, BYD Dolphin, dan terbaru, BYD M6. Tak hanya itu, BYD juga akan membangun pabrik di Subang, Jawa Barat. 

Direktur Dharma Polimetal Yosaphat Simanjuntak mengatakan dalam memasok komponen otomotif harus ada penjajakan dari kedua belah pihak, baik dari DRMA maupun dengan para agen pemegang merek (APM).   

"Kalau approach harus dua arah sih, kan mereka [APM] juga butuh komponen, BYD contohnya. Dulu Hyundai juga mencari kami, enggak mungkin lah mereka kerjakan semua sampai part-part yang kecil," ujar Yosaphat saat ditemui di Pabrik DRMA Cikarang, Kamis (29/8/2024).

Sebagai informasi, sejauh ini DRMA telah memasok komponen otomotif ke sejumlah pabrikan, misalnya untuk Hyundai, Kia, Toyota, dan juga untuk kendaraan roda dua seperti PT Astra Honda Motor (AHM). 

Lebih lanjut Yosaphat mengakui sudah sempat menjalin komunikasi dengan BYD. Kendati demikian, perusahaan masih belum dapat membeberkan informasi lebih lanjut terkait hal itu.

Sumber