Laboratorium Narkoba di Suriah Ditemukan, Apakah Berhubungan dengan Keluarga Assad?
DAMASKUS, KOMPAS.com - Laboratorium narkoba berskala industri di atas bukit dari jalan utama di tepi barat Damaskus telah ditemukan.
Di kota itu menjadi pusat kekuasaan keluarga Bashar Al Assad yang telah lama membantah adanya hubungan dengan perdagangan narkotika.
Sebelumnya, Pemerintah Presiden Suriah Bashar Al Assad dituduh oleh Washington dan pihak lain mengambil untung dari produksi dan penjualan narkoba.
Atau stimulan mirip amfetamin yang dikenal sebagai captagon yang telah mengakar di seluruh Timur Tengah.
Sebagaimana diberitakan Reuters pada Jumat (13/12/2024), perdagangan narkoba jenis captagon tahunan bernilai miliaran dolar per tahun, kata para ahli.
Pemerintah Barat telah menghubungkan perdagangan gelap di Suriah dengan saudara laki-laki Assad yakni Maher Al Assad, dan Divisi Keempat tentara Suriah yang dipimpinnya.
Keberadaan Maher Assad tidak diketahui dan Reuters tidak dapat menghubunginya untuk memberikan komentar atas tuduhan tersebut.
Jatuhnya Bashar Assad setelah serangan pemberontak kilat telah memungkinkan wartawan untuk pertama kalinya mulai mencari bukti kekaisaran captagon di Suriah.
Di gudang gelap dan luas di lokasi terbengkalai di kota Douma, para pasukan yang menggulingkan Assad mengatakan mereka menemukan ribuan pil tersembunyi di furnitur, buah, kerikil hias, dan penstabil tegangan yang menurut wartawan Reuters ditumpuk di atas palet, dengan trailer menunggu di luar.
Banyak pil yang dicap dengan logo bulan sabit ganda atau kata "Lexus" yang mengidentifikasi pil captagon.
"Ini siap untuk diekspor," kata salah satu anggota pasukan yang setia kepada penguasa baru Suriah yang membawa wartawan Reuters ke dalam.
Ia kemudian membuka salah satu perangkat siap ekspor, memperlihatkan pil yang tersembunyi di dalamnya.
Caroline Rose, direktur Proyek Perdagangan Captagon New Lines Institute yang berbasis di New York, mengatakan perdagangan global captagon diperkirakan bernilai 10 miliar dolar (Rp 160 triliun).
Serta menjadikan keuntungan tahunan pemimpin Suriah yang digulingkan dari perdagangan itu sekitar 2,4 miliar dolar (Rp 38 triliun).
Rose, yang organisasinya melacak semua penyitaan captagon dan penggerebekan laboratorium yang tercatat secara publik, mengatakan lokasi yang dilihat oleh Reuters merupakan salah satu laboratorium captagon terbesar yang pernah ditemukan.
"Sangat mungkin itu adalah laboratorium captagon terbesar yang pernah ada di Suriah yang dikuasai rezim," katanya.
Di dalamnya terdapat alat pembuat pil dan di gudang di atas, puluhan tong, kotak, dan botol berisi berbagai bahan kimia.
Bahan-bahan kimia tersebut diproduksi di beberapa negara termasuk Inggris, China, India, Oman, Arab Saudi, dan Lebanon, menurut labelnya.
Captagon adalah nama merek stimulan yang pertama kali diproduksi di Jerman pada 1960-an untuk membantu mengobati kondisi perhatian termasuk gangguan defisit dan narkolepsi.
Selanjutnya, obat ini dihentikan produksinya, tetapi versi ilegal obat yang dikenal sebagai "kokain orang miskin" terus diproduksi di Eropa Timur.
Kemudian di dunia Arab, menjadi terkenal dalam konflik yang meletus di Suriah menyusul protes antipemerintah pada 2011.
Obat ini menghasilkan fokus dan mencegah tidur juga rasa lapar. Obat ini telah dilarang di banyak negara termasuk AS dan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Prevalensinya telah menyebabkan meningkatnya penyalahgunaan obat di negara-negara Teluk Arab.