Langkah Lenok Terseok, tetapi Tidak dengan Hidupnya Esok
JAKARTA, KOMPAS.com - Lahir dengan wujud fisik tak sempurna membuat hidup Fahrul Rosi (34) penuh tantangan.
Kaki kanan pria yang akrab disapa Lenok itu lebih pendek dari kaki kirinya. Jari jemari pada kaki kanannya berjumlah empat pula.
Kondisi ini membuat langkah Lenok tidak mulus. Terseok-seok.
"Sejak SD hingga SMA, saya menggunakan tongkat dan krek (alat bantu) untuk berjalan," ujar Lenok saat ditemui di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Rabu (30/10/2024).
Atas kondisinya, pria asal Madura itu harus tabah mendapat perlakuan dipandang sebelah mata, bahkan ejekan, dari orang-orang di lingkungannya, terutama ketika masih anak-anak.
Kendati demikian, Lenok mempunyai cara tersendiri untuk menghadapinya. Dia justru menjadikan segala ketidaknyamanan yang ia terima sebagai “teman” sehari-hari.
Alih-alih merasa putus asa, ia malah menguatkan diri melalui kata-kata menyakitkan yang masuk melalui telinganya.
"Mental saya sudah terbentuk dari kecil. Kalau untuk orang lain yang baru mengalaminya, mungkin lebih sulit,” kata dia dengan penuh keyakinan.
Ketabahan Lenok bertahun-tahun berbuah hasil. Saat ini, ia menekuni bidang digital marketing sekaligus menjalankan bisnis kuliner nasi Padang.
Ia menggabungkan keahliannya di dunia digital dengan semangat berbisnis dari orangtua yang juga berjualan nasi Padang untuk menapaki kehidupan ke depan.
“Sekarang saya fokus di bidang kuliner, memasarkan nasi Padang secara online," tutur dia.
Tak disangka, usaha ini berkembang pesat hingga membuka empat cabang di Tangerang.
Di setiap cabangnya, Lenok menyuplai sendiri bahan-bahan dasar, termasuk santan. Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas masakan.
Bagi Lenok, keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan.
Dengan tekad dan doa, ia berhasil membuktikan bahwa mimpi tetap bisa diwujudkan.
"Semua dari Tuhan. Kita hanya menjalankan dan tetap bersyukur. Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik untuk setiap orang," ucap dia.
Berkat ketekunannya, Lenok kini memiliki kehidupan yang mandiri bersama keluarga kecilnya di daerah Serpong, Tangerang Selatan. Ia tinggal di rumah sendiri.
Dengan senyum, Lenok menutup kisahnya dengan penuh rasa syukur.
Bagi dirinya, setiap langkah, meski tidak sempurna, adalah perjalanan penuh makna yang membawanya ke arah yang lebih baik esok.