Lansia di Duren Sawit Enggan Lapor Polisi Usai Jadi Korban Hipnotis: Takutnya Dimintai Uang

Lansia di Duren Sawit Enggan Lapor Polisi Usai Jadi Korban Hipnotis: Takutnya Dimintai Uang

JAKARTA, KOMPAS.com - Sitarmi (63), wanita lanjut usia (lansia) yang jadi korban hipnotis di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, enggan melaporkan peristiwa yang menimpanya ke polisi.

"Enggak, Karena saya takut juga, Karena itu hipnotis, ibaratnya hukumnya gimana?," kata Sitarmi (63) saat ditemui Kompas.com, Jumat (10/1/2025).

Sitarmi mengaku khawatir laporannya nanti akan ditolak polisi seperti yang dialami oleh bos rental mobil bernama Ilyas Abdurrahman (48), korban penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak.

Di sisi lain, Sitarmi juga takut apabila nantinya harus mengeluarkan biaya saat membuat laporan ke polisi.

"Takutnya malah dimintain uang. Yang (bos) rental saja sampai ketembak, ibaratnya minta tolong itu enggak ditolongin," ucap Sitarmi.

Sebelumnya diberitakan, Sitarmi (63), wanita lanjut usia (lansia) asal Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi korban hipnotis usai pulang berobat dari rumah sakit, Senin (6/1/2025).

"Saya turun dari Transjakarta langsung dirangkul, dua orang ibu sama bapak-bapak (yang) numpang nanya alamat. Saya enggak tahu alamatnya itu," ucap Sitarmi saat ditemui Kompas.com, Jumat (10/1/2025).

Sitarmi menjelaskan, saat itu dirinya hendak buru-buru pulang karena sudah ditunggu cucunya. Namun, ia langsung diajak masuk ke dalam sebuah mobil oleh kedua pelaku yang lokasinya tak jauh dari tempatnya turun dari Transjakarta.

Usai dijanjikan pergi umroh, Sitarmi kaget dan langsung mempertanyakan hal tersebut kepada terduga pelaku.

"Apa benar Bapak mau umrohin saya? ‘Benar Bu, Ibu saya mau umrohin’. Itu ditanyakan di dalam mobil," ujar Sitarmi.

Lalu, terduga pelaku memberikan tas yang disebut berisi uang Rp 110 juta kepada Sitarmi.

"Saya itu dikasih duit Rp 110 juta. Perasaan saya itu bawa tas berat banget," ucap dia.

Setelah memberikan uang, terduga pelaku menginginkan cincin yang digunakan Sitarmi untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan. Sitarmi akhirnya memberikan cincin miliknya kepada pelaku.

"Emang cincin enggak pernah lepas ya. Saya terus enggak sadar lagi, ngomong apa lagi, terus cincin saya itu katanya buat kenang-kenang istrinya," kata Sitarmi.

Usai memberikan cincinnya di dalam mobil, para pelaku kemudian meminta Sitarmi untuk mengambil perhiasan yang ada di rumahnya. Sitarmi pun menuruti permintaan para pelaku sampai akhirnya cincin dan perhiasannya dibawa kabur.

"Kan semua (perhiasan) itu totalnya 33 gram, tapi yang 28 gram itu di rumah. Itu saya ambil gitu, pulang saya ngambil itu, gelangnya itu," tuturnya.

Sitarmi menjelaskan, saat ia tengah mengambil perhiasan, terduga pelaku menunggu di mobil yang diparkirkan di depan rumahnya.

"Saya tuh di mobil itu. Perasaan saya nih, saya ya tuh dikasih duit. Malah dia sempat ingetin ‘Ibu kan dapat uang besar Ini ibu harus disumbangkan ke masjid’," ujarnya.

Setelah para pelaku pergi, Sitarmi tersadar bahwa uang yang ia terima bukanlah uang sungguhan.

"Terus sudah gitu, uang yang Rp 110 juta. Itu perasaan diambil, sempat dibawa juga, tapi uangnya itu cuma kertas, potongan kertas gitu," ungkap sitarmi.

Sumber