Lansia yang Terseret Banjir Dompu Belum Ditemukan, Tim SAR Sisir Aliran Sungai 2 Km

Lansia yang Terseret Banjir Dompu Belum Ditemukan, Tim SAR Sisir Aliran Sungai 2 Km

DOMPU, KOMPAS.com - Tim SAR Gabungan dikerahkan untuk mencari pria lanjut usia atau lansia bernama Hasan (70), warga yang hilang terseret banjir di Desa Konte, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (15/12/2024).

Hingga Senin (16/12/2024) sekitar pukul 9.30 Wita, tim SAR telah menyisir 2 kilometer aliran sungai dari lokasi awal kejadian, namun upaya pencarian tersebut belum membuahkan hasil.

"Kami sudah melakukan penyisiran kurang lebih sejauh 2 kilometer dari lokasi awal dengan hasil saat ini masih nihil," kata Komandan Pos SAR Bima, I Ketut Indrawan Jayadi.

Ketut Indrawan mengungkapkan, banyaknya ranting dan pohon tumbang yang tergerus banjir menjadi kendala utama dalam pencarian korban.

Kondisi tersebut juga diperparah keadaan air yang keruh dan endapan lumpur yang tinggi di pinggiran sungai.

"Kendala di lapangan saat ini banyak pohon dan ranting yang tumbang akibat terseret arus," ujarnya.

Dalam upaya pencarian korban, lanjut dia, Tim SAR Gabungan yang terlibat terdiri dari anggota Pos SAR Bima, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Dompu, Kota Bima dan Kabupaten Bima.

Selain itu, tim juga mendapat bantuan upaya pencarian dari Palang Merah Indonesia (PMI) serta aparat TNI dan Polri dan warga setempat.

Sebelumnya, Hasan (70), warga Desa Konte, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), hilang terseret banjir pada Minggu (15/12/2024).

Peristiwa itu terjadi saat korban berupaya menyelamatkan seekor sapi yang terbawa arus sungai setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 13.00 Wita.

Hingga pukul 20.00 Wita, polisi dan warga setempat masih melakukan upaya pencarian dengan menyisir aliran Sungai So Roju di Desa Konte, Kecamatan Kempo.

"Korban terseret banjir tadi siang dan masih dilakukan pencarian," kata Kapolsek Kempo, Ipda Jubaidin saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Jubaidin menjelaskan, saat hujan mengguyur wilayah itu, korban bersama sejumlah warga lainnya sibuk menaikkan sapi ke atas truk. Sapi tersebut rencananya akan dibawa ke area pelepasan liar di wilayah Doro Ncanga.

Saat menaikkan sapi ke atas truk, sapi tersebut tiba-tiba berontak dan lari menuju aliran sungai yang kondisinya deras akibat banjir.

Melihat ternaknya terseret banjir, korban saat itu langsung berupaya menarik tali pengikat hingga membuatnya ikut terseret arus sungai.

"Korban tidak sanggup menarik sapi itu sehingga terseret arus banjir bersama dengan sapi," ujarnya.

Sumber