Laporan Oxfam: Kekayaan Miliarder Melonjak Lebih Cepat dari Sebelumnya

Laporan Oxfam: Kekayaan Miliarder Melonjak Lebih Cepat dari Sebelumnya

Kesenjangan di dunia semakin meningkat karena ‘oligarki aristokrat’ mengumpulkan kekayaan dengan cepat, menurut laporan Oxfam yang diterbitkan pada hari Senin (20/01).

Menjelang Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, laporan berjudul ‘Takers Not Makers’ menyebutkan bahwa kekayaan miliarder melonjak sebesar $2 triliun (sekitar Rp32.720 triliun) pada tahun 2024, tumbuh tiga kali lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa 1% orang terkaya kini memiliki 45% kekayaan global, sementara 44% umat manusia hidup dengan kurang dari $6,85 (Rp112.031) per hari, dan tingkat kemiskinan global hampir tidak berubah sejak 1990.

"Kami menyajikan laporan ini sebagai peringatan keras bahwa orang-orang biasa di seluruh dunia sedang dihancurkan oleh kekayaan yang luar biasa dari segelintir orang," ujar Direktur Eksekutif Oxfam, Amitabh Behar.

Hal lain yang diangkat dalam laporan itu adalah pernyataan bahwa para triliuner diperkirakan akan muncul dalam satu dekade ke depan karena kekayaan 10 miliarder terkaya tumbuh rata-rata $100 juta atau Rp1,6 triliun per hari, selama 10 tahun terakhir.

Behar memperingatkan bahwa sebuah sistem ekonomi telah tercipta di mana "para miliarder sekarang cukup mampu membentuk kebijakan ekonomi, kebijakan sosial, yang pada akhirnya memberikan mereka lebih banyak keuntungan."

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 1 dari 10 perempuan di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem, dengan penghasilan kurang dari $2,15 (Rp35,174) per hari. Selain itu, perempuan juga menyediakan 12,5 miliar jam kerja tidak dibayar setiap hari, yang menambah sekitar $10,8 triliun ekonomi global, tiga kali lipat nilai industri teknologi global.

Presiden AS Donald Trump juga disebut dalam laporan Oxfam karena kebijakan-kebijakannya, termasuk pemotongan pajak dan deregulasi. Trump dikritik karena berpotensi memicu ketimpangan dan semakin memperkaya para miliarder, termasuk Elon Musk - yang merupakan pendukung utama kampanye pemilihan kembali Trump.

"Permata mahkota oligarki ini adalah seorang presiden miliarder, didukung dan dibeli oleh orang terkaya di dunia, Elon Musk, yang memimpin ekonomi terbesar di dunia," kata Behar.

Di Davos, para pengunjuk rasa dengan spanduk bertuliskan "kenakan pajak kepada orang kaya" dan "bakar sistem" berkumpul menjelang pertemuan yang diperkirakan akan berfokus pada strategi ekonomi, kecerdasan buatan, dan konflik global.

Setidaknya 3.000 peserta hadir, termasuk para pemimpin dunia dan eksekutif bisnis.

mel/ha (AP, AFP, dpa)

Simak juga Video ‘Hartanya Menurun, Bill Gates Tak Lagi Jadi 10 Orang Terkaya Dunia’

[Gambas Video 20detik]

Sumber