Laporkan Dugaan Penipuan Vendor Properti ke Polisi, Warga Cipayung Malah Kena Teror
JAKARTA, KOMPAS.com - Fatmawati (31), warga Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, mengaku mendapat teror dari pemilik vendor properti usai melaporkan kasus dugaan penipuan dan penggelapan yang dia alami ke polisi.
Teror yang Fatmawati terima ini berupa ancaman verbal melalui pesan WhatsApp.
“Developer mengancam akan menghancurkan keluarga saya karena tidak terima atas laporan yang kami buat,” ujar Fatmawati saat dikonfirmasi, Rabu (18/12/2024).
Fatmawati juga mengatakan, keluarganya mengalami hal-hal aneh sejak saat itu, seperti percobaan hipnotis dan ancaman tidak kasat mata.
Adapun Fatmawati menjadi korban dugaan penipuan dan penggelapan oleh vendor properti setelah tertarik membeli rumah di Jalan H. Rahman, RT 01/RW 01, Setu, Cipayung, Jakarta Timur.
Pada 20 Juni 2023, ia menandatangani akad pembelian rumah yang termasuk dalam proyek pembangunan klaster itu.
Fatmawati mentransfer uang muka (DP) sebesar Rp 300 juta dari total harga rumah senilai Rp 1,1 miliar kepada vendor.
Berdasarkan kesepakatan, pembangunan rumah seharusnya selesai dalam waktu enam bulan setelah DP diterima. Namun, hingga satu tahun berlalu, pembangunan tak kunjung dimulai.
"Proses pembangunan mandek. Bahkan pengembalian uang muka yang dijanjikan juga belum dipenuhi hingga sekarang," kata Fatmawati.
Lebih parahnya, Fatmawati baru mengetahui bahwa tanah yang seharusnya digunakan untuk pembangunan rumah tersebut bukan milik vendor, melainkan punya pihak lain.
Fatmawati menuntut pengembalian DP sebesar Rp 300 juta dan uang kompensasi senilai Rp 198 juta sesuai perjanjian jika rumah tidak dibangun dalam tiga bulan setelah DP diterima. Namun, tuntutannya tidak digubris oleh pihak vendor.
Karena tak ada iktikad baik dari vendor, Fatmawati melaporkan kasus ini ke Polsek Cipayung pada 6 Agustus 2024.
Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/392/VIII/2024/SPKT/POLSEK CIPAYUNG/POLRES METRO JAKTIM/POLDA METRO JAYA.
Berdasarkan informasi dari polisi yang diterima Fatmawati, pemilik vendor telah melarikan diri dan tidak memenuhi panggilan penyidik.
“Terakhir katanya kabur. Polisi belum tahu dia di mana. Sampai sekarang kami masih menunggu perkembangan dari pihak kepolisian,” kata Fatmawati.