LBH Semarang: Pelajar SMKN 4 Semarang Tidak Terafiliasi Geng Tawuran

LBH Semarang: Pelajar SMKN 4 Semarang Tidak Terafiliasi Geng Tawuran

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur LBH Semarang, Ahmad Syamsuddin Arief mengungkapkan siswa SMKN 4 Semarang inisial G (17) dan dua rekannya tidak terafiliasi dalam geng yang kerap tawuran di Semarang, Jawa Tengah.

Pasalnya, polisi sempat menyebut G dan dua rekannya terlibat tawuran dan melawan polisi sehingga ditembak oleh Aipda Robig (RZ).

“Dan juga kesaksian dari teman-teman korban bahwa mereka tidak terafiliasi terhadap salah satu geng yang kerap melakukan tawuran seperti itu,” ujar Arief dalam konferensi pers daring, Minggu (8/12/2024).

LBH Semarang juga menegaskan bahwa tidak ada kejadian tawuran di tempat penembakan yang menewaskan G.

Selain itu, pihak SMKN 4 Semarang juga menyatakan Gamma adalah seorang siswa berprestasi yang juga tergabung paskibra.

“Kemudian kita juga mendatangi olah TKP di sana memang kemudian banyak sekali informasi yang tadi menguatkan bahwa tidak terjadi tawuran pada malam hari itu,” ucapnya.

Oleh karenanya, LBH Semarang menyayangkan polisi yang seolah ingin membangun narasi bahwa G bagian dari geng yang akan tawuran pada malam hari itu.

Menurut Arief, pihak keluarga G juga sudah membuat laporan ke Polda Jawa Tengah atas penembakan G oleh anggota polisi.

“Dan sayangnya update terakhir sampai dengan hari ini setelah dua minggu berlangsung, kemudian belum ada upaya yang konkrit dilakukan oleh baik itu Polda Jawa Tengah maupun Polrestabes Semarang,” ucap Arief.

Di sisi lain, ia juga heran lantaran pelaku yakni Aipda Robig masih belum dilakukan sidang etik. Bahkan, proses pidana terhadap pelaku juga belum berjalan.

Padahal, polisi juga telah melakukan ekshumasi kepada G dan memperoleh bukti-bukti terkait penembakan G.

“Mereka selalu bilang bahwa masih mengumpulkan bukti-bukti, padahal kami mendapatkan informasi pasca kejadian malam hari itu tidak berlangsung lama kemudian polisi telah mendatangi TKP untuk melakukan olah kejadian termasuk juga mengambil berbagai bukti salah satunya CCTV,” ujarnya.

Seperti diketahui, G meninggal dunia usai ditembak polisi bernama Aipda Robig pada Minggu (24/11/2024) dini hari. Bukan hanya G, ada dua rekan G yang juga ditembak dan masih dirawat hingga kini.

Awalnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, penembakan terjadi saat polisi hendak melerai pelajar yang sedang terlibat tawuran.

"Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas," kata Irwan, Senin (25/11/2024).

Pernyataan Irwan itu berbeda dengan kesaksian seorang petugas keamanan yang menyebut tidak ada tawuran di lokasi kejadian penembakan G.

Belakangan, Kabid Propam Polda Jawa Tengah Kombes Aris Supriyono mengungkapkan bahwa Aipda Robig melepaskan tembakan bukan untuk membubarkan tawuran.

“Penembakan yang dilakukan terduga pelanggar tidak terkait dengan pembubaran tawuran yang sebelumnya terjadi,” ujar Aris dalam rapat dengar pendapat umum bersama Komisi III DPR RI, Selasa (3/12/2024).

Aris menyebutkan, Robig menembak G dan teman-temannya yang melintas menggunakan sepeda motor karena kesal kendaraannya terpepet oleh rombongan G.

“Kemudian motif yang dilakukan oleh terduga pelanggar dikarenakan pada saat perjalanan pulang, mendapat satu kendaraan yang memakan jalannya, terduga pelanggar jadi kena pepet,” kata Aris.

Sumber