Lewat “Oke Gas Magis Karimata”, BKKBN Kalbar Cegah Stunting di Kepulauan Karimata
KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) terus berupaya mendukung program pemerintah dalam mencegah stunting.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui program Orientasi Keluarga Gerak Atasi Stunting dengan Makan Bergizi Gratis di Kepulauan Karimata (Oke Gas Magis). Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Padang Pulau Karimata, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, pada Kamis (5/12/2024) hingga Senin (9/12/2024).
Lewat program tersebut, BKKBN Kalbar menargetkan untuk mengurangi angka stunting di daerah-daerah terpencil, khususnya di Kepulauan Karimata dengan memberikan akses terhadap gizi yang tepat bagi ibu hamil, anak-anak, dan keluarga yang berisiko.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Dokter (Dr) Victor Palimbong meyakini program Oke Gas Magis memiliki dampak positif yang signifikan dalam mencegah stunting.
Pasalnya, dalam program tersebut, BKKBN Kalbar memberikan makanan bergizi gratis kepada ibu hamil, ibu dengan bayi dua tahun, serta 200 anak sekolah di Kepulauan Karimata.
"Program ini akan mencetak generasi yang lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih produktif, siap menyambut Generasi Emas 2045,” ujar Dokter Victor dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (19/12/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Dokter Victor dalam kegiatan Oke Gas Magis. Ia mengungkapkan dampak positif lainnya dari program ini adalah peningkatan kualitas hidup, di mana kesehatan yang lebih baik akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Anak-anak yang sehat memiliki peluang lebih besar untuk meraih kesuksesan di sekolah, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan mereka di masa depan," imbuh Dokter Victor.
Tak hanya itu, lanjut dia, masyarakat akan semakin sadar tentang pentingnya gizi, karena program Oke Gas Magis juga berfungsi untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi yang baik, mendorong kebiasaan makan yang lebih sehat, dan membangun pola hidup yang lebih baik.
Selain itu, program tersebut turut berkontribusi pada peningkatan ekonomi keluarga, dengan memberdayakan masyarakat untuk mengolah sumber daya laut menjadi produk yang dapat dijual dan dijadikan komoditas usaha rumah tangga.
"Inisiatif Oke Gas Magis tidak hanya berfokus pada pemberian makanan, tetapi juga berupaya menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat di Kepulauan Karimata," jelas Dokter Victor.
Ia menambahkan bahwa dukungan dari komunitas dan kerja sama antar lembaga sangatlah penting untuk keberhasilan program tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, BKKBN Kalbar juga meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program ini diluncurkan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Dokter Wihaji secara serentak di seluruh Indonesia dari Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Genting adalah program intervensi untuk keluarga yang rentan terhadap stunting, dengan memberikan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat, seperti kader posyandu, kader Keluarga Berencana (KB), petugas kesehatan, dan lainnya.
Pada peluncuran Genting, sebanyak delapan keluarga risiko stunting menerima bantuan berupa beras, telur, gula dan minyak goreng. Mereka juga mendapat kesempatan untuk berdialog langsung melalui virtual meeting bersama Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN Dokter Wihaji.
Selain itu, BKKBN Kalbar juga memberikan pelayanan KB melalui metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), serta sosialisasi terkait kesehatan reproduksi dan menyiapkan masa depan anak kepada pasangan usia subur (PUS).
Pelayanan gratis ini disediakan di Puskesmas Padang, di mana akseptor KB suntik dan pil juga mendapatkan layanan kesehatan secara cuma-cuma.
DOK. BKKBN Pemberian makanan bergizi gratis bagi ibu hamil di Pulau Karimata.
Kegiatan lainnya yang tak kalah penting dalam inovasi Oke Gas Magis adalah Gerakan Ayah Siaga (Gas) dan Lansia Berdaya.
GAS merupakan gerakan optimalisasi kapasitas penduduk remaja dan dewasa dalam mengoptimalkan peran ayah dalam menjawab fenomena fatherless.
Sementara itu, Lansia Berdaya bertujuan untuk membantu para lanjut usia (lansia) mengoptimalkan potensi mereka dalam pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dokter Victor menjelaskan bahwa peran ayah tidak kalah pentingnya dengan ibu dalam mengasuh, mengasah dan mengasihi anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Dalam kesempatan ini, sebanyak 30 ayah terlibat dalam diskusi mengenai pengasuhan anak dan diberi pemahaman mengenai lima komponen pengasuhan yang saling terkait.
Lima komponen tersebut, yaitu kesehatan yang baik, gizi yang tercukupi, keselamatan dan keamanan, pengasuhan yang tanggap, serta kesempatan untuk belajar dan berkembang.
"Ayah juga berkontribusi untuk mengurangi depresi ibu di masa pascapersalinan," imbuh Dokter Victor.
Ia menambahkan bahwa peran ayah sangat krusial untuk mengurangi masalah perilaku pada anak laki-laki serta masalah psikologis pada anak perempuan.
Para ayah yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, proaktif dalam berbagi pengalaman pengasuhan mereka, yang memperlihatkan peran aktif mereka dalam mendukung ibu dan anak-anak mereka.
Sebagian besar dari mereka mengungkapkan kesulitan dalam memberikan makanan kepada anak-anak. Menanggapi hal ini, Dokter Victor memberikan pesan penting, yaitu untuk menyisihkan sebagian hasil melaut agar anak-anak mendapatkan sumber protein hewani yang terbaik.
"Karena omega-3 yang sangat baik untuk perkembangan otak bisa diperoleh dari ikan," jelasnya.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan inovasi Oke Gas Magis di Desa Padang, kegiatan Lansia Berdaya diikuti oleh para lansia dan keluarga yang memiliki lansia.
Dokter Victor juga menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin secara berkala untuk lansia agar potensi masalah kesehatan dapat dideteksi lebih awal, serta pentingnya pemberdayaan ekonomi keluarga yang melibatkan lansia.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut, BKKBN Kalbar juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan Orientasi Pemberdayaan Masyarakat melalui kelompok kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber pangan lokal sebagai bahan dasar dalam pembuatan nugget, yang dapat menjadi ide berjualan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
"Ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ini mengaku senang mendapatkan pengetahuan baru mengenai pengolahan pangan lokal yang tentunya sangat diminati oleh anak-anak," jelas Dokter Victor.
Selain menjadi kudapan sehat dan bergizi, nugget juga bisa menghasilkan tambahan penghasilan bagi keluarga.
Dokter Victor menambahkan bahwa anak-anak dari Kepulauan Karimata harus mampu bersaing dengan anak-anak dari kota, termasuk dalam hal pola makan yang sehat.
Pemberian makanan bergizi untuk ibu hamil dan anak sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting dilaksanakan BKKBN Kalbar di sekolah-sekolah di Kepulauan Karimata, khususnya di Desa Padang.
Hal tersebut merupakan langkah strategis yang esensial dan diambil oleh BKKBN Kalbar dalam intervensi stunting dari hulu.
"Stunting atau pertumbuhan terhambat adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang tidak optimal akibat kekurangan gizi kronis dan sakit berulang yang diakibatkan oleh sub optimal parenting sehingga akan berdampak pada kualitas sumber daya masyarakat (SDM) di kemudian hari," ucap Dokter Victor.
Ia kembali mengungkapkan bahwa pencegahan stunting sangat penting pada masa seribu hari pertama kehidupan, yang mencakup masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun (golden age).
Masyarakat di daerah tersebut sangat menyambut baik adanya program Genting, Gas, Lansia Berdaya, serta pemberian makanan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil, termasuk pelayanan KB gratis (Oke Gas Magis). Harapannya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin pada masa-masa yang akan datang.