Libur Natal-Tahun Baru, Supri Bawa Tongkat Kaki untuk Anaknya yang Sakit di Solo
JAKARTA, KOMPAS.com - Supri (45), seorang warga Jakarta, berencana pergi ke Solo untuk menyambangi putranya yang sedang sakit di pondok pesantren.
Ia membawa dua buah tongkat kaki yang masih terbungkus rapi.
"Anak saya sakit kaki, habis dioperasi karena ada benjolan di kakinya," kata Supri saat ditemui di Terminal Kalideres, Selasa (24/12/2024) pagi.
Supri cerita, sang anak tidak bisa berjalan dan mengikuti aktivitas di pondok pesantren itu sebab baru selesai dioperasi.
Kini, Supri membawakan dua buah tongkat buat anaknya. Sang anak tidak mengetahui bahwa ayahnya akan datang, apalagi membawa tongkat sebagai hadiah kepada anaknya.
"Anak saya belum tahu. Ya saya bawain aja, pasti kan dia perlu. Kakinya kan enggak bisa gerak," tambah dia.
Nantinya, di Solo, dia bakal menetap sekitar satu minggu.
Di sana, dia berharap dapat memantau kesehatan sang anak yang kini setara dengan kelas 3 SMP.
Pasalnya, selama sang anak sakit, Supri belum sempat mendatangi sang anak. Sang anak pun dirawat sepenuhnya oleh pondok pesantren tersebut.
"Biasanya dia pulang ke Jakarta. Cuma karena lagi sakit, enggak bisa pulang, makanya saya yang mesti nyamperin ke sana," tambah dia.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perhubungan memprediksi bus saat periode mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) sebesar 6,54 juta orang.
Dari jumlah tersebut, 2,5 juta orang diprediksi akan berangkat dari berbagai terminal, terutama yang berada di Pulau Jawa.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan, berdasarkan hasil survei, terdapat lima terminal asal (titik keberangkatan) yang akan dipenuhi oleh pemudik untuk melakukan perjalanan saat libur Nataru.
“Terdapat lima terminal asal yang akan dipadati. Terbanyak yaitu Terminal Kalideres (Jakarta Barat) dengan jumlah penumpang yang berangkat dari sana sebesar 307.000 jiwa,” ujar dia dalam Rapat dengan Komisi V DPR RI, Rabu (4/12/2024).
Selanjutnya, kepadatan akan terjadi di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur (297.000 jiwa), Terminal Purabaya Jawa Timur (255.000 jiwa), Terminal Rajabasa Lampung (232.000), dan Terminal Induk Bekasi (216.000 jiwa).