Libur Nataru di Bogor, Wisatawan Pemburu Kuliner dan Masalah Klasik

Libur Nataru di Bogor, Wisatawan Pemburu Kuliner dan Masalah Klasik

BOGOR, KOMPAS.com - Suasana liburan Natal dan tahun baru 2025 membawa keceriaan tersendiri ke Bogor. Kota ini menjadi destinasi favorit wisatawan yang ingin menikmati udara sejuk, kuliner khas, dan suasana liburan yang santai.

Salah satu kawasan yang menjadi magnet wisatawan adalah Jalan Suryakencana, atau akrab disebut "Surken". Kawasan ini dikenal sebagai pusat kuliner legendaris yang menawarkan berbagai cita rasa khas Bogor.

We Lisna (33), wisatawan asal Tangerang, mengungkapkan alasannya memilih Kota Bogor untuk liburan.

“Saya liburan yang dekat saja, tapi seru jadi pilih Kota Bogor. Apalagi di Surken makanannya enak-enak, tinggal keluar dari hotel terus jalan sudah ada makanan,” ujarnya, Senin (23/12/2024).

Lisna bersama keluarganya menyempatkan diri mencicipi hidangan khas seperti laksa, talas goreng, dan soto kuning di Surken. Meski harus menghadapi kemacetan dan kesulitan mencari parkir, ia tetap menikmati suasana.

“Suasananya ramai tapi menyenangkan. Memang agak susah cari parkir, tapi bisa jalan kaki juga seru," tambahnya.

Surken bukan hanya menawarkan kuliner, tetapi juga menyajikan pesona bangunan-bangunan tua yang menjadi daya tarik kawasan heritage ini. Banyak wisatawan memanfaatkan spot foto ikonik di sepanjang jalan untuk mengabadikan momen.

Namun, di balik keramaiannya, Surken masih menghadapi kendala klasik, yakni minimnya fasilitas parkir.

Isal (26), wisatawan asal Depok, mengakui harus berjalan cukup jauh karena kesulitan menemukan parkir.

“Kalau mau ke sini harus sabar, terutama soal parkir. Tadi kami parkir agak jauh, dekat vihara, terus jalan kaki ke sini,” ceritanya.

KBO Satlantas Polresta Bogor Kota, Ipda Lukito, menjelaskan bahwa kemacetan di kawasan ini adalah pemandangan umum saat musim liburan. Meski sudah ada beberapa lahan parkir yang dikelola warga setempat, kapasitasnya belum mencukupi.

“Suryakencana memang menjadi surga bagi orang-orang yang berburu kuliner dan menjadi titik kemacetan. Di sana ada warga yang punya tanah kosong dimanfaatkan untuk kantong-kantong parkir, tetapi berbayar, bukan punya pemerintah,” ucap Lukito.

Sebagai solusi sementara, Satlantas memberlakukan kebijakan menggunakan satu lajur di sisi kiri jalan sebagai area parkir. Namun, langkah ini dilakukan dengan pengawasan ketat untuk menjaga kelancaran lalu lintas.

“Jika terjadi kepadatan pengunjung di lokasi tersebut, paling kita ambil satu lajur, bahu kiri, untuk parkir. Jangan sampai dua lajur, satu lajur saja agar tidak mengganggu pengendara yang lain,” jelas Lukito.

Ia juga mengimbau pemilik usaha di kawasan Surken untuk lebih memperhatikan penyediaan lahan parkir sebelum membuka usaha.

“Kita mengimbau kepada pemilik rumah makan, sebelumnya sebelum bangun harus dipikirkan kantong-kantong parkirnya, jangan asal bangun aja, apalagi yang di pinggir jalan,” pungkasnya.

Kendati menghadapi beberapa tantangan, Jalan Suryakencana tetap menjadi tempat yang tak tergantikan bagi wisatawan yang ingin menikmati kuliner khas dan suasana unik Kota Bogor.

Sumber