Luhut Sebut Prabowo Akan Gelar Rapat soal Mitigasi Dampak Pilpres AS
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, Presiden Prabowo akan menggelar rapat terkait antisipasi dampak dari Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.
Dia menyebut rapat itu akan digelar pada Selasa (5/11/2024) sore ini.
"Ya ada nanti. Nanti sore lah," ujar Luhut di Istana, Jakarta, Selasa.
Luhut tidak membeberkan banyak komentar soal rapat dengan Prabowo itu.
Dia hanya menyebut sedang membuat laporan yang siang ini bakal segera rampung.
"Nanti siang selesai laporan (akan dirapatkan)," ucapnya.
Amerika Serikat masih menjadi negara adikuasa yang memiliki pengaruh dan kekuasaan besar dalam skala global.
Dilansir dari Kompas.id pada Senin (4/11/2024), bagi negara-negara lain, termasuk kawasan Asia Tenggara, pemimpin AS terpilih akan membawa dampak meski akan dipengaruhi dinamika hubungan dengan China.
”Siapa pun yang akan dipilih warga AS, negara-negara yang ditekan oleh China dan berupaya membalas tekanan itu kepada China bakal menjalin hubungan baik dengan AS beberapa tahun ke depan,” kata Zack Cooper, senior fellow lembaga think tank American Enterprise Institute, di Washington DC.
Ia meyakini sejumlah negara akan tetap mencoba bekerja sama dengan Amerika Serikat, siapa pun presidennya.
”Anda akan menjalin hubungan baik dengan AS karena adanya kepentingan pada AS sebagai kekuatan penyeimbang. (Presiden Joe) Biden telah melakukannya. Trump juga akan melakukan hal itu, begitu pula Harris,” kata Cooper dalam pertemuan dengan 11 wartawan Asia Tenggara dalam program Tur Reporter AS-ASEAN atas undangan Misi AS untuk ASEAN.
Berkaitan dengan Indonesia, dosen di Universitas Princeton itu menganggap, sulit bagi Indonesia dan negara-negara lain seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan bahkan Singapura untuk berhubungan yang benar-benar baik dengan AS tanpa gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.
”Saya pikir, hal ini yang membuat berhubungan dengan Trump (jika terpilih) cukup sulit,” ujar Cooper.
”Indonesia secara khusus berharap pada investasi perdagangan. Saya benar-benar khawatir, jika Trump (terpilih) dan menetapkan tarif global 10 persen, hal itu akan mengirim pesan cukup buruk kepada Indonesia tentang kemauan AS memperdalam hubungan perdagangan,” tambah Cooper.