MA Juga Tolak PK Saka Tatal dalam Kasus Pembununan Vina di Cirebon
Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan peninjauan kembali (PK) delapan orang terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat. Salah satu yang ditolak adalah PK dari Saka Tatal (23).
"Dengan putusan yang pada pokoknya menolak permohonan peninjauan kembali para terpidana," kata Juru Bicara MA, Yanto, dalam jumpa pers di gedung MA, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2024).
Permohonan PK yang diajukan Saka Tatal ini teregister dengan nomor 1688/PK/Pid.Sus/2024 dan diadili oleh hakim tunggal Prim Haryadi. PK Saka Tatal disebut sebagai perkara anak karena saat kasus ini terjadi yang bersangkutan masih berusia 15 tahun.
"Yang ini disebutkan perkara anak ya, tidak disebutkan namanya. Jadi di sini, sedang perkara nomor 1688/PK/Pid.Sus/2024 dengan terpidana anak diperiksa oleh hakim tunggal Prim Haryadi, jadi di sini penyebutnya anak ya karena anak maka disebutnya perkara anak," ujarnya.
Selain Saka Tatal, MA juga menolak PK yang diajukan tujuh terpidana lain dalam kasus yang dikenal dengan sebutan kasus Vina Cirebon. Adapun PK para terpidana itu terbagi dalam dua perkara.
Pertama teregister dengan nomor perkara 198/PK/PID/2024 dengan terpidana Eko Ramadhani dan Rivaldi Aditya. Perkara itu diadili oleh Ketua Majelis PK Burhan Dahlan serta dua anggota majelis, Yohanes Priyana dan Sigid Triyono.
Sementara PK 5 terpidana lainnya, yakni Eka Sandy, Hadi Saputra, Jaya, Sudirman, dan Supriyanto, teregister dalam perkara nomor 199/PK/PID/2024. Majelis PK yang mengadili perkara ini diketuai oleh Burhan Dahlan serta dua anggota majelis, Jupriyadi dan Sigid Triyono.
Dengan adanya putusan ini, tujuh terpidana tetap dihukum penjara seumur hidup. Sementara Saka Tatal yang dihukum 8 tahun penjara kini sudah bebas.
Diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eki ini terjadi pada 2016. Total, ada delapan orang yang diadili dalam kasus ini.