Majelis Umum PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Hamas Bilang Gini
Kelompok Hamas menyambut baik resolusi terbaru Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata tanpa syarat dan permanen di Jalur Gaza. Resolusi tersebut sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (13/12/2024), Hamas menyatakan mereka "menyambut baik diadopsinya resolusi Majelis Umum PBB (pada Rabu), yang didukung oleh 158 negara, yang menuntut gencatan senjata di Gaza, memungkinkan warga di Jalur (Gaza) untuk memiliki akses segera ke layanan penting dan bantuan kemanusiaan".
Resolusi terbaru Majelis Umum PBB itu disetujui pada Rabu (11/12) waktu setempat dengan 158 suara dukungan. Sebanyak sembilan suara lainnya menolak dan 13 suara memilih untuk abstain.
Resolusi tersebut menuntut "gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen" di Jalur Gaza, juga menyerukan "pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat". Kata-kata dalam resolusi itu mirip dengan draft resolusi Dewan Keamanan PBB yang diveto AS bulan lalu.
"Selama agresi ini, kami telah secara konsisten menyatakan kesediaan kami untuk menanggapi setiap keputusan atau inisiatif yang mengarah pada gencatan senjata," sebut Hamas dalam pernyataannya.
Hamas menyalahkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan AS atas pertempuran yang terus-menerus terjadi di Jalur Gaza.
Simak Video PBB Mengaku Hampir Habis Kesabaran soal Perundingan Gencatan Senjata Gaza
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada Oktober tahun lalu. Data penghitungan otoritas Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut, dengan lebih dari 250 orang lainnya disandera.
Sementara rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut data otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 44.835 orang, yang sebagian besar warga sipil.
Data dari otoritas Gaza yang dikuasai Hamas itu dianggap kredibel oleh PBB.