Majelis Umum PBB Serukan Gencatan Senjata Tanpa Syarat di Gaza
Mayoritas negara anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui resolusi terbaru yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Jalur Gaza. Resolusi itu ditolak mentah-mentah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Israel.
Persetujuan tersebut menjadi langkah simbolis dari Majelis Umum PBB, saat perang terus berkecamuk antara Tel Aviv dan kelompok Hamas di Jalur Gaza selama lebih dari 13 bulan terakhir.
Resolusi tersebut, seperti dilansir AFP, Kamis (12/12/2024), berhasil diadopsi oleh Majelis Umum PBB setelah mendapatkan 158 suara dukungan dalam voting yang digelar Rabu (11/12) waktu setempat, Sebanyak 9 suara lainnya menolak dan 13 suara abstain.
Resolusi yang disetujui Majelis Umum PBB itu mendesak "gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen" di Jalur Gaza, juga menyerukan "pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat".
Kata-kata di dalam resolusi tersebut mirip dengan draf resolusi yang diveto AS di Dewan Keamanan PBB bulan lalu. Pada saat itu, Washington menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB – seperti yang dilakukan sebelumnya – untuk melindungi sekutunya Tel Aviv.
AS bersikeras pada gagasan mewujudkan gencatan senjata dengan syarat pembebasan semua sandera di Jalur Gaza, dan berargumen jika sebaliknya, Hamas tidak akan memiliki insentif untuk membebaskan sandera yang tersisa.
Wakil Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB Robert Wood menegaskan kembali posisi Washington di hadapan Majelis Umum PBB pada Rabu (11/12) waktu setempat, dengan mengatakan bahwa mengadopsi resolusi itu akan "memalukan dan salah".
Senada dengan sekutunya, Dubes Israel untuk PBB Danny Danon juga menolak resolusi tersebut. "Resolusi yang diajukan kepada Majelis hari ini di luar logika. (…) Voting hari ini bukanlah pemungutan suara untuk belas kasihan. Ini adalah voting untuk keterlibatan."
Lihat Video PBB Mengaku Hampir Habis Kesabaran soal Perundingan Gencatan Senjata Gaza
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Berbeda dengan AS dan Israel, beberapa negara anggota Majelis Umum PBB menyatakan dukungan untuk resolusi itu dan untuk Palestina.
"Gaza sudah tidak ada lagi. Gaza sudah hancur. Sejarah ada kritikan paling keras terhadap tidak adanya tindakan," cetus Dubes Slovenia untuk PBB Samuel Zbogar.
"Harga dari sikap diam dan kegagalan menghadapi tragedi Palestina adalah harga yang sangat mahal, dan akan lebih berat lagi besok," ucap Wakil Dubes Aljazair untuk PBB Nacim Gaouaoui.
Resolusi yang disetujui oleh Majelis Umum PBB pekan ini, yang bersifat tidak mengikat, menuntut "akses segera" terhadap bantuan kemanusiaan yang luas bagi warga Gaza, terutama di wilayah utara yang terkepung.
Resolusi ini juga menyerukan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menyampaikan "proposal soal bagaimana Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat membantu memajukan akuntabilitas" dengan menggunakan mekanisme yang ada atau menyusun mekanisme baru berdasarkan pengalaman masa lalu.
"Kami akan terus mengetuk pintu Dewan Keamanan dan Majelis Umum hingga kami melihat gencatan senjata segera dan tanpa syarat diberlakukan," ucap Dubes Palestina untuk PBB Riyad Mansour dalam pernyataannya.
Lihat Video PBB Mengaku Hampir Habis Kesabaran soal Perundingan Gencatan Senjata Gaza
[Gambas Video 20detik]